Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Joannes Wahyu Kurniawan (1):
Parkir sendirian demi PA

Mula-mula dia melaksanakan tugas parkir sendirian. Teman-temannya anggota Putra Altar (PA) belum datang.  Padahal, umat yang akan mengikuti Misa dan datang naik sepeda motor sudah mulai tiba.  Meski sendiri, dia berusaha agar sepedamotor diparkir dengan baik.  
      Dua kali Joannes Wahyu Kurniawan (14) mengalami hal tersebut.  Sabtu sore (25 Januari 2014), setengah jam sebelum Misa yang dimulai pkl. 17.00, awalnya siswa Kelas VIII SMP Kanisius Pakem itu, sendirian menata parkir sepedamotor. Saat itu gerimis turun. Tugas itu tetap dilaksanakannya.
      Pagi hari berikutnya, Minggu (26 Januari 2014), cerita berulang. Tiga puluh menit sebelum Misa pkl. 07.00, dia juga sudah sibuk menata parkir sepeda motor sendirian.  Teman-temannya anggota PA belum datang.  
   Menyaksikan Jo, demikian dia biasa dipanggil, menata parkir sendirian, beberapa bapak-bapak tergerak membantu. terlebih setelah semakin banyak sepedamotor yang dikendarai umat memasuki halaman gereja. Sepedamotor yang datang lebih dulu harus diparkir dengan tertata, agar sepedamotor yang tiba belakangan masih mendapat tempat parkir.

Gabung Usai Misa
      Sekitar satu seperempat jam kemudian, Misa usai. Saat itulah beberapa putra altar mulai bergabung dan membantu Jo.  Mereka berbagi tugas.  Ada yang membantu mengatur lalu lintas di jalan sebelah Barat gereja, agar bergerak lebih pelan dan hati-hati, karena umat juga sedang keluar dari halaman gereja menuju jalan itu.  Ada yang membantu umat - yang berjalan kaki atau naik sepeda motor - menyeberangi jalan tersebut.  Sebagian lagi berdiri di sisi kiri dan kanan pintu keluar, siap  menerima 'ongkos parkir' dari para pengendara sepedamotor.
      Minggu keempat setiap bulan, tugas parkir sepeda motor memang menjadi salah satu cara menggali dana bagi kelompok kategorial maupun lingkungan. Sedang pada minggu pertama hingga ketiga, tugas itu dikelola oleh masyarakat sekitar.  Sementara parkir kendaraan roda empat, sepenuhnya dikelola masyarakat sekitar (lih. Kunjungan Diplomat Muda).  
     Kerjasama pengelolaan parkir seperti itu terjadi berkat hubungan baik antara umat Gereja St.  Petrus & Paulus dan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar mengamati, agar umat bisa lebih terfokus mengikuti Misa, mereka lalu berinisiatif mengelola parkir, termasuk mengupayakan tempat parkir kendaraan roda empat. Hanya parkir sepedamotor minggu keempat yang tidak mereka kelola, seperti yang dilakukan oleh Jo.

Tanggung Jawab
      Jo melalukan semua itu karena kecintaannya terhadap PA.  Tidak masalah baginya harus bertugas sendiri ketika temannya-temannya belum datang.  Dia mengatakan, teman-temannya sudah diberitahu,   sebab tugas parkir sebagai upaya menggalang dana juga sudah pernah dibicarakan.  Rencana itu disampaikan kepadanya oleh dua orang seniornya di PA. Mendapat tugas itu, dia lantas melakukannya penuh tanggung jawab.  
    Menurut ayahnya, rasa tanggung jawabnya itu ditunjukkan oleh Jo yang memutuskan  berjalan dari rumahnya di Sawahan Kidul ke gereja agar bisa tiba lebih awal melaksanakan tugas tersebut. Jarak yang harus ditempuhnya sekitar dua kilomenter.  Dia tidak sabar menunggu ayah atau ibunya  yang belum siap mengantarkannya naik sepedamotor. 
      Dari dua kali melaksanakan tugas parkir itu,  diperoleh 'ongkos parkir'  sebanyak  Rp 381.300,-.  Hari Sabtu sebanyak Rp 122.600.-.  Sedang Minggu sebanyak Rp. 258.700,-.  Semua uang tersebut akan masuk ke kas PA dan mungkin akan digunakan mendanai kegiatan Putra Altar.  Kegiatan terdekat akan dilaksanakan Jumat (31 Januari 2014).  Hari itu, PA Gereja St. Petrus & Paulus Babadan akan merayakan Pesta Nama Santo Yohannes Don Bosco, pelindung PA.  Jo senang, karena bisa berbuat sesuatu demi PA. (PRonP-  bersambung)***