Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Mengenal Kelompok Devosi Kerahiman Ilahi Paroki Babadan

Oleh: Kelompok Devosi  Kerahiman Ilahi 

 “Seperti seorang ibu menjaga anaknya, demikian pula Aku akan melindungi jiwa-jiwa yang menyebarluaskan devosi kepada Kerahiman-Ku sepanjang hidupnya. Pada jam kematian mereka, Aku akan menjadi Penyelamat yang Maharahim dan bukan hakim bagi mereka.” Demikian pesan Tuhan Yesus kepada Santa Faustina yang dicatat Santa Faustina dalam buku hariannya. 

    Inti devosi kepada Kerahiman Ilahi terletak pada penghormatan gambar Yesus Kerahiman, pesta Kerahiman Ilahi, Rosario Kerahiman, Jam Kerahiman, dan penyebarluasan devosi kepada Kerahiman Ilahi. Devosi ini pertama kali diperkenalkan oleh P Ceslaus Osiecki, SVD di Seminari Mataloko, Flores, dengan menerjemahkan Buku Harian Santa Faustina ke dalam Bahasa Indonesia. Hingga saat ini devosi Kerahiman Ilahi disebarkan oleh para devosan di berbagai gereja di Indonesia. 

Ada yang bertanya
      Bagaimana devosi Kerahiman Ilahi diperkenalkan di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan? Bermula dari seorang umat yang menanyakan kapan diadakan Novena Kerahiman Ilahi di Babadan. Pertanyaan ini beruntun diikuti beberapa umat menjelang Pekan Suci Paskah 2012 yang menanyakan hal serupa. 
   Rm Robertus Triwidodo, Pr. selaku pastor paroki segera menanggapi dengan mengumpulkan umat yang berminat pada devosi ini untuk membentuk kelompok doa. Atas permintaan kelompok doa ini maka pada bulan Mei 2012 diadakan sosialisasi devosi Kerahiman Ilahi oleh pengurus Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi Kevikepan Yogyakarta di paroki Babadan. Setelah itu setiap Jumat pukul 14.45 para devosan ini, termasuk 2 devosan dan Cangkringan, berkumpul dan berdoa di gereja. Tercatat mulai Juni 2012 ada 23 devosan yang terdaftar sebagai anggota devosi Kerahiman Ilahi Babadan. 

Melorot
     Kegiatan utama para devosan adalah berdoa. Tidak mudah membuat habitus baru berdoa di setiap Jam Kerahiman, karena pada pukul 15.00 biasanya orang masih di tempat kerja, atau bagi yang ada di rumah merasa mengantuk.  Dengan kendala tersebut, dapat dimaklumi apabila kemudian jumlah devosan menurun. Setiap pertemuan yang datang bergantian dan jumlahnya hanya sekitar 12 orang. 
     Pernah diusulkan mengubah jam pertemuan pada malam hari. Namun, meneladan Santa Faustina yang setia berjaga dan berdoa bagi Kerahiman Yesus, para devosan tetap bersepakat berkumpul tiap Jumat pukul 14.45 dan pada pukul 15.00 berdoa pada Jam Kerahiman mengenangkan sengsara dan wafat Yesus. 

Tak hanya berdoa
    Kegiatan para devosan tidak hanya berdoa. Kadang mereka bekerja bakti membersihkan gereja, atau merawat buku-buku ibadat di dalam gereja. Perwujudan tindakan belas kasihan juga dilakukan dengan mengunjungi, menghibur, dan mendoakan umat yang sakit di rumah atau dirawat di rumah sakit. Pada suatu kesempatan mereka mendokan umat yang baru saja meninggal dengan Doa Koronka atau mengantarkan kepergian salah seorang devosan sampai ke peristirahatannya yang terakhir di makam Utaralaya. 
    Selain itu, mereka juga mengunjungi dan beribadat bersama para napi kristiani di Rutan Wirogunan pada 12 Desember 2012. Setiap Kamis minggu kedua beberapa devosan Babadan bergantian mengikuti pengajaran Kerahiman Ilahi oleh Rm. A Hari Koestono, Pr. di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan atau di paroki-paroki yang mempunyai Simpul Kerahiman Ilahi. 
     Penyebarluasan devosi Kerahiman Ilahi di Paroki Babadan juga sudah dilakukan sampai ke Gereja St. Fransiscus Xaverius Cangkringan. Devosan di Cangkringan mulai 26 Juli 2013 sudah berdoa di Gereja Cangkringan dengan jumlah awal 21 orang. Seperti halnya yang terjadi di Babadan, jumlah devosan juga lama kelamaan menuru. Kini, devosan aktif di Cangkringan ada 8 orang. 
    Pada Jumat Agung 29 Maret 2013 devosan Babadan dan Cangkringan melaksanakan Novena Kerahiman Ilahi bersama di Babadan. Rangkaian doa novena ini ditutup dengan pengakuan dosa sebelum Pesta Kerahiman Ilahi. Terkendala tiadanya tempat doa yang memadai maka Novena Kerahiman Ilahi tahun ini dilakukan secara pribadi. 

Blusukan
     Meski terkendala waktu, tempat, serta sedikitnya jumlah devosan, para devosan diharapkan tetap bersemangat menyebarluaskan devosi ini. Untuk menyiasatinya perlu dibuat brosur tentang Kerahiman Ilahi dan panduan doa Koronka yang bisa dibagikan pada umat di gereja. 
    Selain itu para devosan juga harus rajin ‘blusukan’ ke pertemuan lingkungan, paguyuban, kelompok kategorial, dan tim kerja untuk menyosialisasikan devosi Kerahiman Ilahi dan mengajak umat bergabung. Diharapkan dengan cara tersebut devosi Kerahiman Ilahi mencapai tempat yang secara fisik tak dapat dicapai.***