Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Sekolah Iman:
Alam Baka Memancing Pertanyaan

Alam baka selalu memancing rasa ingin tahu. Belum ada yang pernah ke sana, dan karena itu tidak ada yang bisa diminta untuk menceritakan seperti apa keadaan di sana. Bayangan seperti apa surga atau neraka, hanya diketahui melalui Kitab Suci atau ajaran Gereja.
     Maka, tidak heran jika asa ingin tahu yang kuat itu tampak menonjol dalam pertemuan Sekolah Iman, Rabu (27-08-2014) di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan. Terkait dengan hidup sesudah kematian, banyak pertanyaan muncul yang
mencerminkan rasa ingin tahu tersebut.
    Sebagai contoh, ada yang menanyakan soal takdir, dilandasi anggapan bahwa takdir berperan dalam kehidupan sesesorang, menentukan arah perjalanan hidupnya. Pertanyaan ini dijawab oleh Rm. Robertus Triwododo, Pr dengan mengatakan, ajaran Katolik tidak mengenal takdir. Kalaupun kata takdir hendak dipaksa untuk dimasukkan dalam pemahaman Katolik, maka rumusannya adalah: Allah mentakdirkan semua manusia untuk selamat. Tapi kenyataannya, manusia menyimpang dari jalan keselamatan yang sudah disediakan Allah. 
     Contoh pertanyaan lain. Ada yang bertanya apakah mendoakan arwah salah satu anggota keluarga yang sudah meninggal, wajib hukumnya serta bermanfaat untuk mempercepat arwah itu selesai menjalani penyucian di purgatorium untuk kemudian naik ke surga? Apakah ada manfaat atau wajib mendoakan arwah salah satu anggota keluarga yang semasa hidupnya belum Katolik, dan tidak mau menjadi Katolik namun membebaskan anaknya masuk Katolik? 
     Masih ada pertanyaan lain. Ada yang sempat disampaikan, ada yang akhirnya hanya disimpan di benak atau cuma dibicarakan dengan orang yang duduk di sebelah. 
     Dalam pertemuan yang dihadiri 60 lebih umat tersebut, topik bahasan memang masih tentang Dunia Lain, sebagai lanjutan bulan lalu. Pokok bahasan yang disampaikan Rm. Robertus Triwidodo, Pr sebagai pembicara adalah tentang Kebangktan, Surga, Purgatorium, Neraka, Pengadilan Khusus, dan Pengadilan Akhir. Materi tertulis sejumlah 13 halaman folio dibagikan pula saat itu, sehingga umat bisa memperdalam pemahaman dengan membaca materi itu di rumah masing-masing. ***