Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Sega Wiwit di Ujung Rosario

Lingkungan Vincentius 

    Bukan sekedar tradisi, bukan pula kebiasaan bila kami berkumpul setiap malam Jumat untuk berdoa bersama. Budaya baik ini sudah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu sejak umat beriman di dusun kami baru ada beberapa keluarga. Demikian pula pada bulan Mei, kami berkumpul setiap hari untuk memuji nama Bunda Maria yang selalu mendoakan dan mendampingi kami dalam perjalanan hidup ini.
Bahkan sebelum putaran doa rosari berakhir, kami sudah mulai pula doa novena menjelang turunnya Roh Kudus.
    Begitu juga bulan Oktober, kami berkumpul untuk mendaraskan rosario. Begitulah cara kami menghormati Bunda Maria dan menjalin persahabatan diantara kami. 
    Seperti umat katolik yang lain, pada bulan Mei 2014 ini pun setiap malam kami berkumpul memuji nama Maria melalui doa dan lagu. Tempat doa berpindah-pindah dari kediaman keluarga yang satu ke kediaman keluarga yang lain. Setiap kali pertemuan doa dihadiri sekitar 40 umat. Ini sungguh merupakan kegembiraan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. 
   Bulan Maria kali ini bersamaan dengan Bulan Katekese Liturgi. Ketua lingkungan menyerahkan tugas membawakan renungan Bulan Katekese Liturgi ini kepada beberapa orang secara bergantian. Harapannya, umat akan semakin mendapat banyak tambahan pengetahuan dan pemahaman melalui penjelasan dan sharing pengalaman. 

Diterangi cahaya bintang 
Sabtu Kliwon 31 Mei 2014, jam 19.00 pertemuan doa berbeda dari biasa. Tempatnya tidak di dalam rumah, melainkan di ruang terbuka, di pelataran bekas rumah mBah Kromo. Hamparan tikar menutup halaman semen, lampu di setiap pojok menyala terang, meja kecil dengan salib yang diapit 2 buah lilin, buku buku untuk kelengkapan ibadat pun sudah siap. Berhiaskan taburan bintang di langit, malam tampak sangat indah. 
      Satu persatu umat Lingkungan Vincentius datang berkumpul hingga akhirnya berkumpul sekitar 80 umat, dari balita sampai lansia. Sekitar jam 19.05, Pak Yoga sebagai Ketua Lingkungan membuka pertemuan doa dengan menyampaikan salam selamat datang, “Puji Tuhan dan berkah Dalem sehingga pala malam hari ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat.” 
     Setelah sambutan Ketua Lingkungan, Pak Maryono memimpin acara pertemuan doa malam itu. Bacaan Kitab Suci serta renungan Bulan Katekese Liturgi hari terakhir dengan judul Menghidupi Perutusan Sosial, dibahas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh umat. “Bagaimana kita dapat menghadirkan Roh Kudus di dalam diri kita, bagaimana kita dapat menyatukan sabda Tuhan di dalam diri kita, sehingga nanti mangejowantah di dalam sikap, tutur kata, tindakan dan perilaku hidup kita di di tengah tengah masyarakat. Janganlah orang mengerti kekatolikan kita dari mulut dan bibir kita, tetapi biarlah mereka mengeri dari hasil karya dan kinerja kita, entah kita yang bekerja di kantor, di sawah, di pasar, dan dimana saja.” 

Sega Wiwit 
    Acara malam itu ditutup dengan bersama-sama makan sega wiwit. Sega wiwit terdiri dari nasi putih, sedikit sambal gepeng dan ikan asin, kotosan (sayuran direbus) tanpa bumbu, melambangkan kesederhanaan. Budaya wiwit biasa dilakukan oleh kaum petani menjelang panen. 
     Banyak pembelajaran yang dapat diambil dari sega wiwit itu sendiri. Kata wiwit berarti mulai, maka disini dimaknai bahwa setelah kami selesai berdoa rosario selama sebulan penuh, maka kami akan memulai hidup baru dengan semangat Bunda Maria yang penuh ketaatan dan kesederhanaan dalam hidupnya.***