Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Membenahi Kinerja Tim Kerja Panduan Misa

Oleh: Tim Kerja Panduan Misa

 Tim Kerja Panduan Misa bertugas menyusun draft panduan perayaan ekaristi, mengonsultasikannya kepada romo pendamping liturgi, baik untuk perayaan ekaristi mingguan, natal, paskah, maupun perayaan-perayaan khusus lainnya. Selain itu tim kerja juga bertugas memasukkan teks yang sudah final ke percetakan dan memantau pendistribusiannya dalam perayaan ekaristi. Selama ini yang terjadi adalah tim kerja sudah membuat panduan misa tetapi tidak melakukan pencetakan dan pendistribusiannya.
Tugas finalisasi dan pencetakan panduan dikerjakan oleh romo paroki karena terkait pencantuman agenda paroki dan lain-lain, sedangkan tugas pendistribusian panduan misa dikerjakan koster dan penghitungan hasil penjualan panduan misa dikerjakan oleh Sekretaris Paroki dan satu dua orang yang kebetulan sedang berada di sekretariat. 
      Mengapa bisa terjadi demikian? Tim kerja ini mewarisi cara kerja tim terdahulu. Meski semua bahan pembuatan draft panduan misa sudah lengkap tersedia, tetapi tidak mudah meminta rekan-rekan kerja membuat draft untuk 3 bulan ke depan sebagai ‘tabungan’. Hal ini terjadi karena mereka mengerjakannya di sela-sela kesibukan kegiatan sekolah dan kuliah. 
      Saat ini tim kerja hanya bisa menabung draft untuk 2 minggu. Tabungan draft misa itupun tidak bisa segera dikirimkan kepada romo sebagai editor final karena menunggu kelompok koor tertugas mengirimkan daftar nomor lagu yang digunakan dalam perayaan ekaristi. Sangat jarang terjadi kelompok koor berinisiatif mengirimkan daftar nomor lagu kepada tim kerja panduan misa. Jika koordinator tim panduan misa meminta kiriman daftar nomor lagu, jawaban yang sering diterima adalah: kami belum menentukan lagu yang akan dipakai atau nanti kami kirim jika sudah latihan. Kalaupun daftar nomor lagu yang dikirim sudah dicantumkan dalam draft panduan misa, kadang terjadi kelompok koor meralat lagu yang dipakai, bahkan pernah terjadi diralat sampai 3 kali. 
     Pada hari Sabtu minggu pertama dan hari Minggu pada minggu ketiga dalam bulan, perayaan ekaristi memakai Bahasa Jawa. Kesulitan tim kerja adalah hanya ada seorang penerjemah Bahasa Jawa, sehingga faktor ketergantungan sangat tinggi. Setelah penyuntingan awal maka segera draft tersebut dikirimkan kepada romo sebagai penyunting akhir. Di tangan romo draft ini masih akan ditambah agenda paroki yang belum tercantum dan informasi liturgi atau pengumuman lain yang dianggap perlu diketahui umat. Jika semua sudah beres maka romo akan mencetaknya dengan mesin foto kopi yang tersedia di pastoran. 
     Melihat kendala yang ditemui dalam proses pembuatan panduan misa, maka ada baiknya dilakukan pembenahan di dalam tim kerja maupun hal-hal yang terkait dengannya. Koordinator tim kerja panduan misa hendaknya membagi tugas pembuatan panduan misa sekaligus untuk 3 bulan. Hal ini untuk mengantisipasi jika rekan kerja yang bertugas membuat panduan misa berhalangan, maka tugas tersebut segera bisa digantikan oleh rekan kerja yang lain. Penerjemahan draft Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa bisa diakukan oleh beberapa penerjemah sehingga tidak tergantung pada seorang penerjemah. Tentu saja harus dilakukan perekrutan tenaga penerjemah yang memahami hal-hal terkait panduan misa. 
     Kelompok koor yang bertugas hendaknya mengirimkan daftar nomor lagu paling lambat hari Selasa 2 minggu sebelum bertugas. Hal ini dimaksudkan agar tabungan draft bisa dilakukan selama 2 minggu. Selain itu jika lagu-lagu yang disarankan tim kerja koor dalam daftar petugas liturgi setiap triwulan digunakan maka hal itu memudahkan tim panduan misa karena tidak lagi memerlukan konfirmasi lagu yang dipakai dalam misa. 
    Keuntungan lain, umat belajar menyanyikan lagu yang disarankan. Tentu saja hal ini sangat meringankan tugas tim kerja panduan misa karena mereka hanya berkonsentrasi pada pembuatan dan penyuntingan draft, distribusi, dan pencatatan penjualan panduan misa. Selain itu tabungan draft panduan misa bisa dilakukan untuk 3 bulan ke depan. Hal ini tentu kelak diharapkan tidak akan membebani romo paroki lagi.***