Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Sekolah Iman:
Jangan Menunggu Diperingatkan Makhluk Dunia Lain

Keinginan mengubah diri untuk menjadi manusia yang lebih baik, seyogyanya dilakukan berdasarkan kesadaran sendiri. Jangan menunggu sampai diperingatkan makhluk dari dunia lain. 
     Bahkan, jika makhluk dari dunia lain itu memang datang untuk memberi peringatan, seseorang tidak perlu tercekam oleh ketakutan luar biasa dengan akibat malah melupakan peringatan yang diberikan. Peringatan itu haruslah dipahami sebagai pesan bahwa seseorang masih diberi kesempatan untuk mengubah diri selama masih hidup. 

     Hal tersebut disampaikan Rm. Robertus Triwidodo, Pr, sebagai salah satu kesimpulan setelah penayangan film animasi A Christmas Carol, pada Sekolah Iman di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan (Rabu, 22-10-2014).
    Film tersebut ditayangkan sebagai penutup pembahasan topik Dunia Lain, yang telah dibahas dalam tiga kali pertemuan Sekolah Iman sejak Juli 2014. Dengan menonton film itu, umat bisa memperoleh gambaran tentang makhluk dunia lain, sosok serta peran masing-masing. 
    Berdurasi 90 menit, film yang dirilis tahun 2009, adalah karya Robert Zemeckis, dan diproduksi Walt Disney, Hollywood. Film ini berkisah tentang seorang pria tua didatangi makhluk dari dunia lain yang memberi peringatan kepadanya agar untuk menjadi manusia yang lebih baik. 
     Tidak jelas apakah kisah yang dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama karya Charles Dickens, yang di terbitkan pada 18 Desember tahun 1843, terinspirasi perumpamaan yang disampaikan Yesus, sebagaimana dapat dibaca dalam Injil Lukas. 
    Dalam perumpamaan itu, seorang kaya meminta kepada Abraham agar mengutus seseorang memberi peringatan kepada keluarganya, supaya keluarganya tidak menanggung penderitaan sebagaimana ia alami setelah meninggalkan dunia ini. “Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” (Luk 16: 27 – 28) 
     Lantas, siapa orangtua yang mendapat kunjungan makhluk dari dunia lain itu? Seperti apa latar belakang kehidupannya, sehingga ia sampai diperingatkan oleh makhluk dari dunia lain? Ebenezer Scrooge adalah seorang pria yang selalu menilai segala hal berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Baginya, bergaul dan berbuat baik terhadap orang lain, persahabatan, cinta, dan bahkan bergembira bersama orang lain menyambut hari Natal adalah pemborosan dank arena itu tak perlu dilakukan. 
     Suatu malam, hantu Jacob Marley, rekan bisnis Ebenezeer Scrooge yang telah meninggal dunia 7 tahun lalu, menampakkan diri kepada Scrooge. Awalnya Scrooge tidak percaya, namun akhirnya ia bertanya mengapa rekan bisninya itu datang menemuinya sebagai hantu gentayangan. 
    Hantu Marley menjawab, ia tidak pernah tenang sesudah mati, selalu dibelenggu dengan rantai, dan selalu bergentayangan. Dia datang dengan maksud memperingatkan rekannya supaya tidak senasib dengannya, yang mendapat hukuman sebab semasa hidupnya hanya memikirkan masalah bisnis semata, kikir, tamak, dan tanpa memikirkan kehidupan sosial. Hantu Marley mengatakan bahwa Scrooge akan didatangi oleh tiga sosok hantu: Hantu Masa Lalu, Hantu Masa Kini, dan Hantu Masa Depan. 
     Setiap hantu akan membawa Scrooge dalam perjalanan menembus waktu dan tempat. Setiap perjalanan akan berakhir persis tengah malam. Melalui perjalanan menembus waktu dan tempat itu, Scrooge akan dapat menyaksikan sendiri kehidupannya di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Jika Scrooge tidak ingin bernasib sama dengan Marley, ia dapat memetik pelajaran dari apa yang disaksikannya. 
     Perjalanan menembus ruang dan waktu pun dimulai. Diawali dengan perjalanan ke masa lalu, kemudian ke masa kini, dan terakhir ke masa depan. Setiap perjalanan ditempuh dengan bantuan Hantu yang bertugas untuk membawa Scrooge ke setiap masa itu. Scrooge menyaksikan sendiri perjalanan hidupnya, bagaikan sedang melihat sebuah film dokumenter tentang dirinya yang diputar ulang. 
     Pada pejalanan terakhir, perjalanan ke masa depan, Srooge dibawa hantu untuk melihat kantornya telah dikelola orang lain. Ia kemudian di ajak ke tengah jalan, mendengarkan percakapan orang di sana. Mereka sedang memperbincangkan seseorang yang baru saja mati. Ia lalu dibawa ke kamar tidurnya. Di atas tempat tidur ia menyaksikan sebuah tubuh yang baru saja meninggal dalam kesepian. Tak ada tak ada mendampingi saat tubuh itu meregang nyawa. Tak yang melayat. 
    Setelah itu, Scrooge di bawa ke pemakaman. Di sana ia menyaksikan, namanya tertulis di batu nisan. Tanggal kematiannya sudah tertulis pada batu nisan tersebut, 25 Desember, namun tahunnya belum dicantumkan. 
     Sebagaimana kebanyakan film Hollywood, cerita berakhir bahagia. Begitu tengah malam pada malam ketiga tiba, Scrooge dikembalikan oleh Hantu Masa Depan ke rumahnya. Kelelahan oleh perjalanan menembus ruang dan waktu itu, ia tertidur begitu pulas dan baru terbangun siang hari keesokan harinya. 
      Saat terbangun, semua yang dialami selama tiga malam berturut-turut membekas di sanubarinya. Setelah mendapat penjelasan dari seorang anak bahwa siang itu adalah siang hari Natal, Scrooge menyadari masih ada kesempatan setengah hari untuk mengubah diri, sebelum Natal berlalu. 
     Keputusan mendadak itu membuat orang yang mengenalnya tercengang, tak percaya bahwa Scrooge bisa berubah drastis seperti itu. Ia memenuhi harapan rekannya yang mendatanginya sebagai hantu gentayangan. Ia meninggalkan seluruh sikap hidupnya, berubah menjadi baik bagi setiap orang, murah hati, dan bergembira bersama-sama dengan siapa saja merayakan Natal. 
      Usai penayangan film, atas permintaan Rm. Robertus Triwidodo Pr,  beberapa dari 80 umat yang hadir menyampaikan tanggapan untuk di-sharing-kan.***