Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2015
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Pengantar: Menyongsong Prapaska  2015, yang akan diawali Rabu Abu (18 Februari 2015), berikut disajikan Surat Gembala Prapaska  2015 oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Yohannes Pujasumarta. Surat gembala ini akan dibacakan Sabtu - Minggu (14-15 Februari 2015). 

 “Iman disertai perbuatan kasih semakin hidup”
 


Saudara-saudariku yang terkasih
      Pada tahun 2015 ini peziarahan iman Umat Allah KAS berada pada tahun terakhir Arah Dasar KAS 2011-2015. Tahun-tahun berikutnya Ardas KAS lima tahunan kita buat dalam kerangka Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang dua puluh tahun ke depan menuju Jubileum ter-agung tahun 2033 untuk
merayakan dua ribu tahun penebusan oleh Yesus Kristus. Kita bersyukur karena dengan Arah Dasar lima tahunan, umat semakin terinspirasi, termotivasi dalam menghayati imannya dengan penuh gairah dan mewujudkannya dengan tulus hati.

      Melalui pengungkapan dan perwujudan iman, seluruh umat menampakkan jatidirinya sebagai pengikut-pengikut Yesus Kristus yang setia. Kita bersyukur atas penghayatan iman umat yang semakin mendalam dan tangguh. Kita bersyukur atas keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat. Kita bersyukur atas keterlibatan dan solidaritas umat kepada sanak saudara yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Kita bersyukur pula karena dengan berbagai macam cara, banyak umat dan kaum religius (bruder, suster dan frater) terlibat dalam pelestarian keutuhan ciptaan dan mengupayakan rajutan persaudaraan sejati lintas iman dalam hidup sehari-hari. Maka sudah sepantasnya, tahun ini kita jadikan sebagai tahun syukur, evaluasi dan refleksi atas pelaksanaan Arah Dasar 2011-2015.
    
Pelan namun pasti, dengan Arah Dasar itu kita semakin setia mengikuti Yesus Kristus yang adalah tanda kasih Allah bagi seluruh umat manusia. Kehadiran Yesus 2000 tahun yang lalu telah membawa harapan dan pencerahan bagi banyak orang, lebih-lebih mereka yang sedang mengalami berbagai macam penderitaan. Harapan akan pencerahan itu dapat kita renungkan dari Injil yang kita dengarkan pada hari ini dimana Yesus menunjukkan kepedulian-Nya kepada orang yang disingkirkan dalam masyarakat. Ia menyapa, menyembuhkan dan mentahirkan orang kusta. Kita tahu bahwa orang yang menderita kusta mengalami penderitaan baik fisik maupun batin. Seperti disebutkan dalam Kitab Imamat, seorang kusta berpakaian cabik-cabik dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis. Ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan (Im 13:45-46). Ketika banyak orang menjauhi orang kusta seperti itu, Yesus justru bersikap lain, Ia mendekati, menyapa, mengulurkan tangan-Nya dan menolong. Bela rasa dan belas kasihNya tidak berhenti pada kata-kata dan rasa perasaan, namun diwujudkan dalam tindakan nyata, mentahirkan orang kusta itu. (bdk. Mrk 1:41)

Saudara-saudariku yang terkasih
      Yesus Kristus, Tuhan kita telah memberikan teladan indah kepada kita. Dia telah mengembalikan keutuhan martabat manusia. Yesus memperjuangkan dan mengajak kita juga untuk mewujudkan martabat kemanusiaan. Apapun keadaannya, setiap orang adalah sesama kita yang harus dihargai hak dan martabatnya, meski melalui tindakan yang kecil dan sederhana sekalipun. Dengan tindakan-tindakan seperti itulah, menurut Rasul Yakobus, iman menjadi semakin hidup. Sebaliknya iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (bdk.Yak 2:17).
      Tema APP 2015 adalah “Iman disertai perbuatan kasih menjadi semakin hidup.” Tema ini tidak lepas dari upaya kita untuk mengembangkan formatio iman, dimana kita diajak untuk menghayati iman secara lebih mendalam dan mewujudkannya secara nyata dalam perbuatan kasih dengan sesama terutama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dengan cara itu saya berharap Gereja KAS yang disebut sebagai “Gereja Papa Miskin” terus menerus secara kreatif mencari dan menemukan tindakan nyata yang berpihak pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Ibu Theresa dari Kalkuta yang sudah digelari kudus, memberikan kata-kata mutiara sangat indah yang mengingatkan kita agar Gereja tetap menampakkan wajah sosialnya kepada orang-orang miskin,”setiap perbuatan kasih betapapun kecilnya adalah karya damai”.

Saudara-saudariku yang terkasih
     Tindakan nyata sebagai Gereja Papa Miskin dapat kita upayakan dalam berbagai bentuk perhatian dan perwujudan konkret, diantaranya: Pertama perhatian pada yang miskin akan menjadi prioritas pelayanan di KAS baik melalui karya karitatif maupun pemberdayaan bagi umat dan masyarakat. Kedua, sebagai bagian dari masyarakat, Gereja juga terus mendorong dan terlibat dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mensejahterakan warganya. Program-program pemerintah seperti pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil serta kesehatan yang sedang dan akan dikerjakan dan mengarah pada pilihan dan keberpihakan kepada orang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel perlu kita dukung. Program Jaminan Sosial Nasional berupa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang sudah mulai diterapkan oleh Pemerintah perlu kita tanggapi secara positif dan kita sikapi dengan cerdas, kritis, dan bertanggungjawab. Ketiga, saya mengingatkan bahwa salah satu hal yang merusak kehidupan manusia adalah penyalahgunaan narkoba dan zat-zat adiktif lainnya. Indonesia sudah berada dalam darurat narkoba. Saya berharap agar keluarga sebagai Gereja terkecil menjadi tempat pertama dan utama untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang merusak kehidupan. Diharapkan keluarga menjadi rumah kasih, rumah penuh kedamaian, tempat dimana setiap orang merasakan martabatnya sebagai manusia, dihargai dan dijunjung tinggi. Kalau keluarga menjadi rumah kasih, saya yakin setiap anggota keluarga tidak akan mencari kesenangan semu seperti menggunakan narkoba dan zat-zat adiktif lainnya. Kita harus berani mengatakan Narkoba: No! Life: Yes, Yes, Yesss!!!

Saudara-saudari yang terkasih
      Pada kesempatan ini, secara tulus saya mengucapkan terima kasih kepada ibu, bapak, anak-anak, remaja, orang muda, para Romo, Bruder, Frater dan Suster yang dengan berbagai macam cara sudah mewujudkan iman dalam perbuatan kasih sebagaimana dicita-citakan dalam ARDAS KAS 2011-2015. Saya yakin bahwa perbuatan kasih meski kecil dan sederhana sekalipun bila dilandasi kasih yang tulus akan menjadi berkat bagi sesama. Jika perbuatan-perbuatan yang dilandasi kasih itu berkembang dalam keluarga-keluarga Katolik, ini juga berarti memberi ruang bagi tumbuhnya benih-benih panggilan hidup religius dan imamat, sebagai persembahan dalam rangka mengisi Tahun Hidup Bhakti.

Dalam kasih kegembalaan, saya berdoa bagi Anda yang sedang sakit, berkekurangan, menanggung beban-beban kehidupan yang berat, yang difabel, berkebutuhan khusus serta lanjut usia. Semoga Tuhan yang Mahakasih memberikan kekuatan dan penghiburan. Semoga damai sejahtera dari Tuhan melimpah bagi Anda semua. Selamat memasuki retret agung empat puluh hari dengan tekun dan setia. Tuhan akan senantiasa melimpahkan berkat-Nya bagi keluarga dan komunitas Anda.

Semarang, 2 Februari 2015,
pada Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
Salam, doa dan Berkah Dalem,

+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang