Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Kunjungan Syawalan:
Perbedaan tak Harus Membuat Umat Hidup dalam Kecurigaan dan Sekat

Perbedaan tak harus membuat umat hidup dalam kecurigaan dan sekat.  Begitu ditegaskan Kyai Muhaimin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat di kediamannya di Kotagede, Yogyakarta.
      “Rumah saya terbuka bagi siapapun, mulai dari orang beragama sampai tak beragama,”  lanjutnya dalam  perbincangan sore itu, Minggu (26/07/2015),
saat menyambut kunjungan rombongan dari Paroki St. Petrus & Paulus Babadan.  Rombongan yang terdiri atas Rm Robertus Triwidodo, Pr dan sejumlah umat Paroki Babadan, bersilaturahmi dengan Kyai Muhaimin, salah satu tokoh FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beriman) DIY..
      Pernyataan tersebut juga mengungkapkan sikapnya atas berbagai kasus sensitif terkait kerukunan hidup beragama belakangan ini. Kyai Muhaimin menuturkan, sejatinya rakyat merindukan hidup damai berdampingan tanpa sekat agama. “Saya mempunyai tugas menjelaskan pada umat bahwa perbedaan tak harus membuat umat hidup dalam kecurigaan dan sekat. Justru dengan keberagaman agama dan keyakinan, dengan hidup saling menghormati dan menghargai, diharapkan perbedaan itu tidak semakin terentang jauh, tetapi bagaimana hal itu justru bisa saling mendekatkan umat,” demikian ujarnya.
      Sikapnya itu tak urung, kadang menimbulkan kecurigaan atau cibiran. Namun Sang Kyai bergeming. Maka masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Putri Nurul Ummahat sangat biasa melihat para biarawati tinggal beberapa hari dan hidup berinteraksi dengan para santri. Tak ada pembedaan perlakuan bagi tamu, semua yang berkunjung dan menginap di pondok itu akan merasakan irama hidup keseharian para santri dan bagaimana tidur di lantai bersama mereka. Para tamu juga akan makan dan minum sama dengan yang dimakan dan diminum para santri.
      Beliau menuturkan bahwa salah satu putrinya di kala natal juga sering tinggal beberapa hari bersama komunitas biarawati.
Tradisi
      Kunjungan syawalan ke kediaman Kyai Muhaimin di Pondok Pesantren Nurul Ummahat di Kotagede, Yogyakarta, ini dimaksudkan menjaga silaturahim dan persaudaraan yang sudah terjalin baik selama ini.
      Sebelumnya, rombongan bersilaturahim dengan Ki Demang, pemimpin Masyarakat Sunda Wiwitan yang tinggal di Jalan Gondosuli, Baciro.
      Kunjungan Syawalan sudah menjadi tradisi yang dilakukan setiap tahun. Kunjungan dimulai ke pihak terdekat, yaitu tokoh dan masyarakat sekitar gereja, lalu ke lurah setempat ke Camat, Koramil, dan Kapolsek. Selain itu, Kamis pagi (23/07/2015), sudah dilakukan kunjungan syawalan ke Pandok Pesantren Salafiyah Al Qodir di Dusun Tanjung, Wukirsari.  Rombongan diterima oleh pengasuh pondok tersebut, Kyai Masrur Ahmad MZ. (MTriP)***