Jangan memisahkan seksualitas dari cinta. Keduanya harus ada
bersama-sama. Seksualitas memerlukan kerangka cinta sejati yang dapat
dipercaya.
Penegasan itu disampaikan Rm. Robertus Triwidodo Pr pada Sekolah Iman
dengan topik Cinta dan Seksualitas dalam rangka memahami Sepuluh
Perintah Allah, khususnya Perintah ke-6: Jangan Berzina, Rabu
(27/01/2016) di Aula Paroki St. Petrus & Paulus Babadan.
Apa akibatnya apabila seksualitas dipisahkan dari cinta? Ketika
seksualitas dipisahkan dari cinta dan yang dicari seseorang hanya
kepuasan, maka orang orang tersebut menghancurkan makna persatuan antara
laki-laki dan perempuan.
Seluruh cintah kasih manusia merupakan gambaran cinta kasih Ilahi, sang sumber segala cinta kasih. Cinta kasih adalah bentuk paling dalam dari Allah Tritunggal. Melalui cinta kasih Ilahi yang melimpah, manusia terlibat dalam cinta kasih Allah yang abadi.
Semakin besar seseorang mencintai dan mengasihi, semakin tumbuh rasa bahagia dalam dirinya dan itu menimbulkan dorongan kuat untuk berbuat baik.
Maka, bagaimanapun juga. bentuk paling indah dari cinta kasih di bumi, adalah cintah kasih antara laki-laki dan perempuan, saat dua orang memberikan diri mereka satu sama lain untuk selamanya.
Oleh sebab itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa persatuan seksual merupakan ekspresi cinta yang paling sensual dan indah secara fisik. Dalam hal ini, ajaran Gereja Katolik yang menganjurkan pendekatan holistik terhadap seksualitas, yakni bahwa seksualitas itu indah dan menghasilkan kenikmatan, seksualitas adalah ekspresi cinta kasih personal, dan seksualitas terbuka untuk hadirnya anak.
Hanya perkawinan atas dasar cinta dan ikatan saja yang menciptakan ruang bagi seksualitas yang dialami secara manusiawi dan yang dapat membawa kebahagiaan.(prp) ***
- Beranda
- Riwayat
- Pelindung
- Visi Misi
- Program
- Pengurus Paroki
- Wilayah dan Lingkungan
- Layanan