Sehubungan dengan itu, di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan Perayaan Ekaristi Jumat Pertama (04/04/2015) dimulai setelah Jalan Salib pkl. 17.00, dilanjutkan Adorasi hingga pkl. 06.00 Sabtu (05/03/2016).
Bagi umat Lingkungan, dapat mengikuti Sakramen Tobat sebelum mengikuti giliran Adorasi. Sementara untuk perbuatan amal kasih dapat disepakati bersama untuk dilaksanakan tangga 6 Maret. Sedang ziarah bisa dilaksanakan di tempat ziarah yang dipilih sesuai dan mudah dijangkau. Di tempat ziarah, pemohon indulgensi melakukan meditasi dan doa sebagaimana digariskan.
Sebagaimana dipaparkan dalam Panduan Umum Tahun Yubileum Kerahiman Allah Keuskupan Agung Semarang, yang disusun oleh Komisi Liturgi KAS dan Jaringan KODOK KAS, setiap Jumat Pertama dipakai untuk Pelaksanaan Sakramen Tobat dan Perayaan Ekaristi. Karena itu, Jumat – Sabtu 4 – 5 Maret 2016 dipakai menjadi Gerakan Bersama 24 Jam untuk Tuhan. Bagi paroki yang memiliki tradisi Jumat Pertama, diberi kemungkinan Gerakan Bersama 24 Jam untuk Tuhan dimulai Kamis sore, 3 Maret 2016.
Memperoleh Indulgensi dalam Tahun Yubileum Kerahiman Allah, selain telah memenuhi syarat Pokok dan Syarat Umum, juga harus memenuhi syarat khusus atau wajib, yaitu:
- Menerima Sakramen Tobat.
- Merayakan Ekaristi.
- Mendoakan ujud doa Bapa Suci sebagai ungkapan persekutuannya dengan seluruh Gereja yang kudus.
- Melakukan perbuatan amal kasih yang sedapat mungkin selaras dengan ‘hukuman sementara’ yang masih harus ditanggung, baik untuk kita yang masih hidup ataupun bagi mereka yang sudah meninggal. e.
- Melakukan ziarah yang diintensikan/dimaksudkan untuk mendapat indulgensi.
Selain itu, Minggu tanggal 6 Maret 2016, karya amal kasih dilaksanakan serempak di setiap paroki Keuskupan Agung Semarang.
Untuk tingkat paroki, salah satu atau lebih Progam Kerja Dewan Paroki 2016 yang menyangkut karya sosial paroki bisa dilaksanakan pada tanggal tersebut. Sedangkan karya amal kasih secara pribadi, keluarga, komunitas, juga dapat dilaksanakan pada tanggal tersebut.
Selanjutnya, setiap bulan masing-masing paroki dapat mengatur sendiri kegiatan amal kasih, baik waktu maupun wujudnya. (prp)***