Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Putaran Rekoleksi Lingkungan:
Firman Tuhan Sumber Kekuatan

Pemahaman tentang Kitab Suci dan pengetahuan iman lainnya masih kurang memadai. Ini merupakan kondisi umat Babadan yang menimbulkan keprihatinan. Latar belakang semacam itulah menyebabkan dipandang penting menumbuhkan dorongan dalam diri umat sehingga kecintaan umat untuk membaca Kitab Suci menjadi suatu kebutuhan. Demikian dijelaskan Rm. Robertus Triwidodo Pr saat membuka Putaran Rekoleksi Lingkungan di Paroki St. Petrus & Paulus, Kamis (31 Maret 2016).

      Putaran Rekoleksi dengan tema FIRMAN TUHAN SUMBER KEKUATAN dilaksanakan secara bergilir sekali sebulan di setiap lingkungan. Putaran pertama di Lingk. Emmanuel, sedang bulan berikut di lingkungan lain.

1001 Kekayaan Kitab Suci
     Menurut Rm. Robertus Triwidodo Pr, kondisi yang memprihatinan tersebut sesungguhnya tidak perlu terjadi. Ada lebih dari 1001 kekayaan yang bisa digali guna mengembangkan hidup ini semakin berbuah. Syaratnya adalah mau menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci dan menekuninya. Mau menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci berarti menyediakan waktu untuk Tuhan sendiri.
     Namun ada berbagai sebab sehingga umat jarang membaca Kitab Suci. Salah satunya, tidak semua keluarga memiliki Kitab Suci, atau kalaupun punya jarang dibaca. Penyebab lain, Kitab Suci kalah menarik dibanding smartphone, novel, sinetron, ngrumpi, belanja, dan lain-lain, sehingga umat kurang menyediakan waktu untuk mencintai Kitab Suci. Maka tidak sedikit umat yang hanya membuka Kitab Suci pada bulan September, saat Bulan Kitab Suci Nasional dilaksanakan.
     Semua hal tersebut menimbulkan berbagai dampak. Umat sering mengalami kebingungan bila menghadapi perjuangan dan kesulitan hidup. Bahkan banyak yang murtad karena tidak mempunyai akar iman yang kuat.
     Kitab Suci dapat menjadi tuntunan hidup yang sangat efektif, masuk akal, praktis. Apalagi mengingat kenyataannya, tingkat melek huruf umat Babadan tergolong tinggi. Kebanyakan umat adalah kaum terpelajar. Bahkan banyak umat berusia lanjut yang masih lancar membaca.
     Selain itu, keadaan sekarang sesungguhnya kondusif apabila umat mau membaca Kitab Suci. Kitab Suci tercetak mudah didapat. Sedang di bangku gereja disediakan Kitab Suci. Sarana yang tersedia juga semakin canggih. Kini tersedia smartphone yang dapat digunakan untuk mengakses Kitab Suci, tafsir, kamus, ensiklopedi, alkipedia, dan lain-lain.
     Hal lain yang mendukung, belakangan di kalangan umat Babadan mulai muncul kelompok pendalaman Kitab Suci seperti Emmaus Journey (remaja dan dewasa) yang berlangsung setiap minggu di gereja, maupun yang dibentuk sendiri oleh umat di beberapa lingkungan.

Lima Sesi 
     Rekoleksi dibagi atas 5 sesi. Sesi pertama diisi dengan paparan tentang Kitab Suci, mencakup buku-buku yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
     Sesi kedua, sharing dalam kelompok. Umat dibagi atas kelompok. Setiap umat diminta menjawab tiga pertanyaan: Apa yang menjadi tantangan/kesulitan untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci? Apa manfaat Kitab Suci menurutku? Apa rencanaku agar aku semakin mengerti kehendak Tuhan? Sesi ketiga, hasil sharing kelompok dipresentasikan.
     Sesi keempat, tanggapan Rm. Triwidodo selaku pemimpin rekoleksi, dilanjutkan dengan paparan tambahan tentang apa yang bisa didapat dari Kitab Suci, pedoman membaca Kitab Suci, cara belajar mencintai Kitab Suci dan mengenal tokoh-tokoh Kitab Suci, bagaimana Kitab Suci menjadi pertolongan yang diperlukan umat saat menghadapi berbagai situasi, serta bagaimana umat menjadikan Kitab Suci sebagai acuan untuk menemukan aturan-aturan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan dalam kehidupan. Pertolongan pada masanya’ dan ‘aturan-aturan praktis’ di atas hanya sekedar contoh yang mau menunjukkan betapa Kitab Suci sangat kaya inspirasi untuk membantu hidup manusia bahagia di dunia dan akherat.
      Sesi kelima, adalah Perayaan Ekaristi yang menjadi puncak Rekoleksi tersebut(prp)***