Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Sekolah Iman:
Dari Altar ke Pasar

Kehidupan iman seharusnya tidak hanya tercermin dan berpusat di sekitar altar saja. Kehidupan iman seharusnya juga bergerak ke dan tercermin di pasar, sebagai simbol kehidupan nyata. Namun pasar begitu kompleks dan rumit. Untuk memahami pasar, maka diperlukan pemahaman yang baik atas Perintah Allah ke-7: Jangan Mencuri.
      Menurut Rm. Robrtus Triwidodo Pr, dalam Sekolah Iman di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan, Rabu (22/06), altar adalah pusat liturgi dan doa bagi umat beriman.
Altar menjadi wilayah di mana umat seiman berjumpa, bersama-sama menyampaikan ungkapan iman melalui doa dan nyanyian. Sebab iman harus diungkapkan agar iman itu menghidupi.
     Namun, iman tidak cukup diungkapkan dengan doa dan nyanyian.  Agar sungguh menghidupi, iman harus disertai tindakan. Dan tindakan sebagai penerapan iman itu sudah tentu bukan di sekitar altar, melainkan di kehidupan nyata. Sebab, iman tanpa tindakan (aksi) hanya menjadi kata-kata manis dan bijak, bersifat munafik.  
      Maka iman yang menghidupi tidak melulu berpusat pada altar, melainkan akan terlihat melalui tindakan nyata di kehidupan nyata, di luar altar.  Jadi di pasar, yang adalah simbol kehidupan nyata.
     Seperti apa pasar itu?  Di pasar, seorang umat beriman akan bertemu dengan banyak orang dalam arti seluas-luasnya, baik latar belakang sosial, budaya, maupun agama.
     Sebab itu, pasar sungguh menjadi tempat sejati untuk menunjukkan perwujudan iman. Apakah, misalnya, sebagai umat beriman, bagaimana seseorang berinteraksi terhadap orang lain yang dijumpai di pasar, tergantung pada suasana hati (mood) saat itu, atau dianggap sebagai kewajiban saja, atau menyapa dengan penuh ketulusan? (prp)***