Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Mengapa ada "Youth Day"?

     Paus St. Yohanes Paulus II merasa prihatin atas penginjilan di antara umat Katolik. Jika tidak mewartakan Injil dengan penuh semangat, Gereja Katolik bukan lagi Gereja sebagaimana dimaksud oleh Tuhan Yesus Kristus, yang memerintahkan kita mewartakan Injil.

      Paus St. Yohanes Paulus II menyimpulkan bahwa gairah Gereja harus digerakkan, pertama-tama oleh orang muda. Jumlah orang muda Katolik meliputi 60 persen dari jumlah umat Katolik. Maka pada Minggu Palma tahun 1983 beliau mencanangkan World Youth Day (WYD) di Roma untuk menggairahkan hidup penginjilan Gereja Katolik sedunia. WYD berlangsung selama satu minggu setiap 3 tahun sekali.
     Federasi Konferensi Uskup se-Asia (FABC) merasa bahwa warga Gereja Katolik se-Asia hidup di antara penduduk Asia yang mayoritas belum mengenal Yesus Kristus. Gereja hidup di tengah situasi Asia yang majemuk budaya, majemuk agama, serta banyaknya orang miskin. Para uskup Asia disemangati oleh dokumen yang ditulis oleh Paus JP II berjudul "Gereja di Asia" tertantang untuk mengajak warga Katolik melakukan dialog dengan agama-agama lain, budaya-budaya dan kaum miskin. Masa depan perutusan penginjilan di Asia terletak di bahu OMK.
      Maka tersulut oleh semangat WYD, FABC mencanangkan diadakannya Asian Youth Day, agar Gereja Katolik di Asia kendati masih kecil jumlahnya, namun saling mengenal sebagai satu tubuh Kristus dan dipenuhi orang muda yang bergairah, pewarta Injil masa kini.
      AYD pertama kali diadakan tahun 1999 di keuskupan Huan Hin Thailand, dan berlangsung tiap 3 tahun sekali. Indonesia menjadi tuan rumah AYD ketujuh yang acara puncaknya akan dilaksanakan 2-6 Agustus 2017 di Keuskupan Agung Semarang.

SALIB AYD
    
Salib AYD terbuat dari bambu yang dipotong dari rumpun bambu di Filipina. Mengapa bambu? Karena bambu merupakan tanaman khas Asia. Lagipula bambu berguna bagi penduduk Asia.
     Filosofi bambu cocok dengan semangat Kristus. Bambu dipotong demi kegunaan yang lebih luas. Kristus dibunuh di kayu salib namun malahan menyelamatkan umat manusia. Tanah Asia subur bagi bambu, semoga subur pula bagi Injil Tuhan yang mengasihi bangsa Asia.
     Salib bambu sederhana ini sudah berkeliling di 7 negara tuan rumah AYD. Sejak Thailand, dia sudah ke India, Taiwan, Hongkong, Filipina, Kotea Selatan, dan Indonesia khususnya keuskupan kita. Jutaan mata memandangnya, ribuan tangan telah menjamahnya, ratusan uskup dan imam telah berdoa di hadapannya bahkan Paus Fransiskus juga ketika di AYD Korea.
     Semoga dengan AYD7, hati kita tergerak dan menyala oleh Sang Tersalib, Tuhan kita Yesus Kristus penentu kebahagiaan abadi manusia***