 |
| Rm. Hardiyanto Pr memberi sambutan di tenga umat di Aula Paroki Babadan |
Setelah istirahat sejenak dan makan siang, acara dilanjutkan dengan sambutan. Pertama, wakil Paroki St. Perawan Maria di Fatima Sragen menyambaikan sambutan lebih dulu, yang intinya mengucapkan selamat bertugas di paroki Babadan kepada Rm. Robertus Hardiyanto Pr. Kepada umat Paroki Babadan diharapkan agar dapat menerima Rm. Robertus Hardiyanto Pr dengan baik.
Sambutan kedua disampaikan Bpk. Hartoyo, mewakili Paroki Babadan, yang secara garis besar mengucapkan terima kasih kepada umat Paroki St. Perawan Maria di Fatima Sragen, yang telah mau menempuh perjalanan jauh dan melelahkan untuk mengantar Rm. Robertus Hardiyanto Pr. Sekaligus Pak Hartoyo mengucapkan selamat datang kepada Rm. Robertus Hardiyanto Pr.
Sambutan berikut disampaikan oleh Rm. Robertus Hardiyanto Pr, yang mengatakan merasa senang dapat berkarya di Paroki Babadan, karena itu berarti tidak jauh dari orangtuanya yang tinggal hanya sekitar 5 km dari Gereja Babadan. Diawali dengan melantunkan sebuah lagu, Rm. Robertus Hardiyanto Pr mengatakan bahwa sebagai romo paroki baru, ia tidak menjanjikan apa-apa. Sebab saat ditahbiskan, setiap iman baru selalu berjanji akan tunduk kepada penugasan Bapa Uskup. Tentang program, ia sendiri baru bisa berperanserta dalam program mulai tahun 2018, sebab sekarang yang perlu dilanjutkan adalam program 2017 yang harus diselesaikan sampai akhir tahun ini.
Sambutan terakhir disampaikan Rm. Robertus Triwidodo Pr, yang mengucapkan selamat datang baik kepada umat Paroki St. Perawan Maria di Fatima Sragen, maupun kepada Rm. Robertus Hardiyanto Pr. Sekilas dijelaskan pula kondisi Paroki Babadan, serta rutinitas yang akan ditempuh romo paroki baru. Pada kesempatan itu, turut hadir Rm Suyanto Pr, yang selama ini mendampingi Rm. Robertus Hardiyanto Pr di Paroki Sragen, dan Rm Andreas Sulardi Pr, yang akan mendampingi Rm. Robertus Hardiyanto Pr di Paroki Babadan. Saat ini, Rm Andreas Sulardi Pr sedang menlanjutkan kuliah di Fak. Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Akibat kemacetan di jalan, rombongan terlambat tiba di Babadan, sekitar sejam dari jadwal yang ditentukan. Bahkan empat suster yang turut mengatar sempat kesasar karena menempuh arah ke selatan, sementara Babadan berada di utara.(prp)***