Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Memperbarui Batin Demi Sesama

Memperbarui batin setiap hari, adalah teladan Rasul Paulus bagi para lansia (lihat Hidup adalah Perjalanan Tanpa Akhir). Dengan memperbarui batin setiap hari, maka setiap lansia akan lebih mudah mensyukuri kehidupan yang diberikan oleh-Nya, lantas muncul keinginan mengungkapkan rahmat dan kebajikan yang telah mereka terima dan kembangkan sepanjang hidup, kemudian menyalur-kannya demi kebaikan orang lain. Maka, kiat praktis bagi setiap lansia adalah membangun kebijaksanaan yang dibimbing oleh keinginan berbuat sesuatu demi kebaikan orang lain. Artinya mengerjakan sesuatu tanpa pamrih demi kebaikan orang lain.

     Agar upaya semacam itu efektif, lansia perlu lebih memahami dan menghayati arahan spiritual dari imannya, yaitu mengasihi sesama. Iman ini dapat membantu setiap lansia dalam perjuangan melawan keegoisan, kebencian, dan kecenderungan untuk meninggalkan seni hidup yang baik, terlepas dari apapun kelemahan masing-masing. Setiap lansia perlu belajar lagi untuk merawat orang lain — bukan hanya yang muda, tetapi juga bagi orang-orang sebaya yang sering meratapi nasib, sendirian dan lupa, di beberapa panti jompo atau rumah sakit.
      Dalam kehidupan antarpribadi serta kehidupan bermasyarakat, lansia juga mempunyai kemungkinan untuk berperan melalui tindakan yang penuh kasih. Keterlibatan lansia, walau bukan segarang para aktivisme, pada waktu dan tempat yang tepat, bisa menjadi penyuara dari pendapat yang layak dipertimbangkan tentang masalah keadilan, dan kebaikan bersama, mengingat lansia bisa bicara dengan nada yang lebih tenang dan damai. Pria dan wanita dewasa yang matang, yang emosinya terkendali, sangat cocok untuk membawa kesopanan kreatif ke percakapan publik.
     Dengan menyadari bahwa seperti kata Paulus, agar batin para lansia setiap hari diperbarui, maka setiap lansia hendaknya terdorong untuk mengejar cinta Tuhan melalui doa dan kontemplasi. Lansia, dengan kehidupan yang tidak tergesa-gesa, memiliki kekuatan untuk melaksanakan misi suci ini. Dalam kesendirian dan keheningan hidup doa pribadi, lansia dapat menyelami kedalaman kasih Allah yang dapat ditemukan dalam banyak cara kehidupan dari komunitas sekitar, yang bahkan merasa terlalu sibuk atau merasa terganggu kalau diajak berperan serta dalam suatu kegiatan menolong sesama.
      Doa yang terus menerus secara bertahap membawa setiap orang lebih dekat kepada Dia yang sudah dekat dengan kita. Kehidupan doa semacam itu mengarah pada kebebasan nurani yang melampaui kecemasan yang mengganggu kedamaian batin. Dan ketergantungan yang semakin mendalam pada Kekuasaan Ilahi memberikan keyakinan bahwa, dengan bantuan-Nya, kesulitan menjadi tua tidak akan menghancurkan hasrat siapapun akan kebahagiaan.
    Sewaktu akhir hayat semakin dekat, setiap lansia harus merefleksikan lebih dalam dasar-dasar dari iman yang diungkapkan secara ringkas dalam Kredo Nicea: “Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat.” Setiap lansia harus benar-benar memperhatikan kalimat terakhir dari Pengakuan Iman itu.(Sumber: Homilitek dan Pastoral)***