Simon
lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret.
Ia anak Yunus, saudaranya bernama Andreas.
Seperti ayahnya, Simon
adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. Ia tidak
berpendidikan tinggi tetapi cukup terampil dalam pekerjaannya sebagai seorang
nelayan. Tapi ia juga orang yang berkepribadian suka meledak-ledak.
Kepribadiannya sangat
menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang
muridNya, bahkan mengangkatnya sebagai pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja
yang pertama. Petrus seorangang miskin, tidak berpendidikan, namun terus
terang, berpendirian teguh, penuh rasa ingin tahu, penuh kasih. Dari
pendirian teguh inilah muncul dari dasar hatinya pengakuan meluncur melalui
bibirnya: “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang Hidup.”
Awalnya, Simon bersama
Andreas saudaranya, menjadi murid Yohanes Pembaptis. Oleh Andreas, Simon
diperkenalkan kepada Yesus, Sang Mesias yang dinanti-nantikan oleh seluruh
bangsa Israel. “Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus”, kata Andreas
kepada Simon. Pada saat itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau anak Yohanes,
engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).(Yoh1:41-42) Kefas artinya wadas
atau batu karang. Sejak saat itu, dia lebih dikenal dengan nama Petrus.
Petrus serta merta
berkeputusan mengikuti Yesus, Sang Mesias, tidak soal ia harus
meninggalkan segala-galanya, begitu ia menyaksikan mukzijat penangkapan ikan
secara ajaib oleh Yesus. Yesus berkata kepada Petrus: “Bertolaklah ke
tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Petrus berkata
kepada Yesus: “Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala
juga.”
Berkat kepercayaan
seperti itu, Petrus menyaksikan kuasa Yesus, Sang Mesias.” Petrus dan
teman-temannya memperoleh ikan yang banyak sekali, sampai mereka
tidak kuasa mengariknya dari dalam air, dan bahkan sampai jalanya robek.
Menyaksikan kenyataan itu, Petrus bersujud di depan-Nya, sadar bahwa
dirinya tidak ada apa-apanya dibanding Yesus yang penuh kuasa Ilahi itu. Kata
Petrus: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kepada
Petrus yang rendah hati itu, Yesus berkata: “Jangan takut, mulai sekarang
engkau akan menjala manusia”. Setelah penyerahan diri ini, Petrus diperkenankan
menyaksikan berbagai peristiwa dan akhirnya dipercayakan tugas menjadi pemimpin
para rasul dan gembala kaum beriman.
Selain kisah-kisah
yang menampilkan pribadi Petrus sebagai orang kepercayaan Yesus, terdapat juga
kisah Injil yang menampilkan pribadi Petrus sebagai seorang yang masih dangkal
imannya dan belum memahami benar kehendak Allah atas diri Yesus. Dalam
Mat16:21-28 dikisahkan tentang pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya, dan
Petrus serta merta berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau”. “Enyalah iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia”, demikian teguran Yesus kepada Petrus. Ia juga
menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap dan diadili. Mat26:30-35; 69-75).
Sesudah kebangkitan
Yesus, Petrus diangkat menjadi pemimpin keduabelas rasul dan gembala kaum
beriman di Yerusalem. Petrus juga yang menerima orang kafir pertama ke dalam
Gereja, dan memimpin konsili pertama di Yerusalem.***