Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Makrab OMK St. Aloysius Gonzaga:
Menjalin komunikasi dengan baik agar semakin akrab

Bagaimana menjalin komunikasi dengan baik penting dikuasai anggota OMK. Komunikasi yang baik, selain akan menghindari miskomunikasi, juga memungkinkan hubungan antar OMK semakin akrab.
     Dengan tema Always communicating, always understanding, OMK St. Aloysius Gonzaga Paroki St. Petrus & Paulus Babadan, menyelenggarakan malam keakraban di Pentingsari, Cangkringan, Sabtu – Minggu (09-10 Mei 2015).

      Sekitar 30 OMK – terdiri dari beragam usia, mulai dari remaja yang masih remaja sampai yang sudah bekerja – yang mengikuti acara tersebut berangkat dari Gereja Babadan sekitar pkl. 15.00. Dalam kegiatan tersebut, tujuh mahasiswa semester 6 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma menjadi fasilitator pendamping.
      Setelah tiba di tempat dan kemudian istirahat sejenak, acara malam pertama dimulai pukul 18.00. Diawali dengan ice breaking (kegiatan mencairkan suasana), dilanjutkan dengan pembahasan tentang komunikasi, manfaat menguasai cara berkomunikasi yang baik, seperti agar mampu mengemukakan pendapat, mampu bisa menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, juga agar mampu bisa memahami orang lain. Ada jenis-jenis komunikasi (interpersonal communication dan organization communication). syarat-syarat terjadinya komunikasi, seperti adanya komunikan, pesan, komunikator, dan lainnya.
      Selain itu, ditayangkan pula video serial kartun ‘Larva,’ yang memperlihatkan bagaimana kartun tersebut menggunakan komunikasi visual sebagai cara bercerita. Dari video tersebut diperoleh pemahaman bahwa komunikasi visual – sebagai satu cara lain berkomunikasi – akan lebih mudah dimengerti bila diimbangi dengan komunikasi verbal. Memahami dan menguasai cara komunikasi verbal dan visual sangat penting.
      Meski menjadi tema, pemahaman tentang komunikasi tidak dilaksanakan melulu dalam bentuk ceramah. Sesuai tujuan, yaitu mengakrabkan anggota OMK, bagaimana komunikasi berlangsung diupayakan dialami sendiri oleh peserta, baik melalui permainan, kegiatan kelompok, sharing, dan refleksi.
      Salah satu permainan yang menarik adalah tugas kelompok mencari benda-benda tertentu. Benda tersebut harus dibuat menjadi anggota tubuh orang-orangan. Setiap anggota kelompok harus mengkomunikasi benda yang ditemukan kepada anggota lain sekelompok, agar dapat dibentuk menjadi anggota tubuh orang-orang yang akan dibentuk. Kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah karena ada anggota kelompok yang berperan sebagai orang tuli atau buta. Namun akhirnya semua kelompok dapat menyelesaikan tugas ini.
      Pembelajaran penting dari proses ini, setiap orang yang kondisi tubuhnya normal harus bersyukur karena dapat berkomunikasi dengan baik daripada orang-orang yang anggota tubuhnya tidak normal, seperti mereka yang tulis atau buta. Di sisi lain, setiap orang seyogyanya mampu berkomunikasi dengan bai terhadap orang lain, seperti apapun kondisi orang lain itu, termasuk mereka yang bahkan tidak memiliki tubuh kondisi normal.
     Acara akhir pekan tersebut diakhir menjelang pkl. 13.00 pada hari kedua. Sebagai pentutup, pendamping OMK yaitu Pak Theodorus Tonny Haryanto, mengucapkan terima kasih kepada para fasilitator karena sudah mau berbagi dengan OMK, sehingga dikemudian hari diharapkan bahwa OMK bisa saling berkomunikasi dengan lebih baik lagi.(prp/mar)***