Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Lempar Batu Sembunyi Tangan, No!
Kasih Bantuan Pinjam Tangan, Yes!

Oleh T. Wakiman 

Kita semua tentu pernah mendengar dan tahu arti peribahasa “Lempar batu sembunyi tangan” yaitu orang yang membuat orang lain celaka tetapi tidak mau ketahuan agar tidak perlu bertanggung jawab. Dalam bahasa Jawa ada juga peribahasa yang maknanya sama dengan peribahasa tersebut yaitu “Nabok nyilih tangan”.
Hampir semua dari kita tahu bahwa nabok berarti “menampar”, dengan kata lain menyakiti. Dalam konteks peribahasa itu, nabok berarti “menampar orang lain” dan nyilih tangan berarti “meminjam tangan”, dengan kata lain bukan dengan tangan sendiri sehingga hampir sama artinya dengan “sembunyi tangan”. Orang seperti itu adalah seperti pencuri yang takut ketahuan mencuri. Dalam kehidupan bermasyarakat dijumpai banyak kejadian seperti itu. 
      Kejadian yang berlawanan dengan itu jarang terjadi yaitu kita memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan tetapi tanpa diketahui oleh orang yang kita bantu. Memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan tanpa diketahui oleh orang yang kita bantu, saya sebut dengan istilah “Kasih bantuan pinjam tangan”. Mengapa “pinjam tangan”? Agar orang yang kita bantu tidak tahu bahwa kita yang membantu. Hal itu sesuai dengan ajaran Yesus tentang memberi sedekah dalam Mat. 6:2-4 berikut. “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. … tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Jadi Yesus menganjurkan kita agar kalau kita memberi sedekah atau bantuan, pemberian itu dilakukan secara tersembunyi baik terhadap orang yang dibantu maupun terhadap orang banyak. 
      Banyak ajaran Yesus yang bertentangan dengan kelaziman yang terjadi di bermasyarakat. Berikut contohnya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Mat. 5:44). Juga Luk. 6: 27-28 mengatakan: “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” Sedangkan yang lazim terjadi di masyarakat adalah: Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu (Mat. 5:43).
       “Kasih bantuan pinjam tangan” juga bertentangan dengan kelaziman yang terjadi di masyarakat tetapi menurut penulis sesuai dengan ajaran Yesus seperti kutipan dari Mat. 5: 44 dan Luk. 6:27-28 di atas. Jika banyak atau semua orang melakukan ajaran Yesus yang bertentangan dengan kelaziman di masyarakat tersebut maka masyarakat akan tenteram, adil dan sejahtera. Akan tenteram karena tidak ada orang yang melakukan kejahatan terhadap sesamanya bahkan terhadap musuh sekalipun tetap mengasihi, mendoakan dan berbuat baik. Akan adil karena kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya makin sempit karena banyak orang yang memberikan kasih atau sedekah kepada orang yang membutuhkan. Akan sejahtera karena semua orang bisa mencukupi kebutuhannya. 
       “Kasih bantuan pinjam tangan” telah dilakukan oleh beberapa orang di paroki Babadan. Mereka yang menyumbang untuk Gereja tanpa mau disebutkan namanya sama artinya dengan melakukan “Kasih bantuan pinjam tangan”. Melalui tulisan ini, penulis mengajak para pembaca untuk melakukan “Kasih bantuan pinjam tangan” tidak hanya untuk Gereja tetapi untuk siapa pun yang membutuhkan. Jika kita yang adalah murid-murid Kristus melakukan hal itu maka kita tidak hanya mendengarkan firman Tuhan tetapi melakukannya. Melakukan firman Tuhan menjadi jaminan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Seperti tertulis bahwa: Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga (Mat. 7:21). Kita tahu bahwa kehendak Putra juga kehendak Bapa. 
      Marilah kita melakukan kehendak Bapa di sorga yaitu mengasihi sesama manusia bahkan musuh tanpa yang dikasih mengetahui siapa yang mengasih: “Kasih bantuan pinjam tangan”.***