Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Ekaristi Syukur atas Panenan:
Allah Terus Berkarya

Hasil Panen Persembahan
Hingga hari ini Allah terus berkarya. Umat beriman penting selalu menyadari hal ini, sebab apa yang kita terima sebagai anugerah Allah sungguh dahsyat sehingga perlu disyukuri.
     Hal tersebut dikemukakan Rm. Robertus Triwidodo Pr dalam Perayaan Ekaristi Syukur atas Panenan dan Pemberkatan Alat-alat Pertanian dan Benih, di Gereja St. Fransiskus Xaverius Cangkringan,  Jumat, 29 Mei 2015.  Perayaan tersebut diselenggarakan sebagai ungkapan syukur umat Gereja Cangkringan atas panen yang baik, tanah yang subur, serta air yang melimpah. 

     Lebih lanjut Rm. Triwidodo mengemukakan, bagaimana Allah berkarya hingga hari ini bisa disaksikan lewat benih padi yang ditanam. Benih padi tumbuh menjadi tunas, tumbuh menjadi besar, lalu berbuah, kemudian tangkai butir padi merunduk, setelah itu dipanen.
     Bumi Indonesia yang beriklim tropis, yang dianugerahkan Allah kepada kita  telah menyediakan hasil luar biasa bagi kita semua.  Di wilayah Cangkringan, iklim tropis membuat tanah subur.  Apa saja yang ditanam bisa tumbuh subur. Ternak apa saja yang dipelihar bisa berkembang dengan baik.  Di wilayah ini, panen bisa tiga kali, sedang di tempat lain belum tentu.
      Namun diingatkan, kita sering tidak menyadari, apa yang disediakan Tuhan - selain tanaman pangan yang dikenal - sesungguhnya bermanfaat bagi manusia. Sebagai contoh daun kelor. Selama ini, daun kelor dianggap bermanfaat mengusir setan saat ada orang kesurupan. Belakangan baru diketahui daun kelor ternyata mengandung khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
       Maka, kita umat beriman dipanggil untuk ikut membangun dunia, asalkan sebagai petani kita mau mengolah lahan dengan baik. Itu berarti ambil bagian dalam karya Tuhan, semua diundang bersama dalam karya Allah. Namun Jangan menunjukkan ketamakan. Semua milik kita hanya titipan Allah, maka  seharusnya mau berbagi, karena dengan berbagai kita akan menerima lebih banyak lagi.

Gagasan Tahun Lalu
      Menurut Martinus Saparjo,  Ketua Lingkungan St. Yusuf, Pesta Syukur yang hanya dipersiapkan seminggu ini bermula dari gagasan yang muncul saat pertemuan lingkungan St. Yusup tahun 2014. Namun gagasan tersebut baru kali ini terlaksana. Diharapkan, perayaan syukur ini  menjadi agenda rutin di Gereja St. Fransiskus Xaverius Cangkringan. Turut memeriahkan perayaan syukur ini Koor Lingk. Don Bosco Kalijeruk, Paroki Pakem.
      Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Dewan Wilayah IV Cangkringan Sihono mengajukan pertanyaan untuk direnungkan bersama: Akankah kelak anak cucu bisa berlabuh seperti kita, mengikuti jejak sebagai petani? Oleh sebab itu, semua umat Cangkringan diajak untuk mengajari anak bercocok tanam, semisal  menanam cabe.
     Usai misa, semua umat makan malam bersama.  Hidangan malam itu seluruhnya merupakan swadaya umat sendiri, sebagai ungkapan syukur.  Panitia hanya menyediakan tempat.(met)***