Apa yang terjadi kalau lagu yang dinyanyikan koor ternyata berbeda dengan lagu yang tertera pada panduan misa? Tentu saja umat bingung. Mengatasi kendala tersebut, sekarang
Gereja St. Fransiskus Xaverius Cangkringan memiliki panduan misa sendiri.
Sebelum
itu, terutama setelah nomor lagu dicantumkan pada panduan misa, memang bisa timbul tanda tanya di benak umat. Kalau umat tidak melirik ke monitor lagu, atau monitor sedang rusak, pasti kebingungan akan terjadi. Padahal umat sudah membuka Madah Bakti atau Kidung Adi nomor sekian, sesuai yang tertulis pada panduan misa. Ternyata lagu yang dinyanikan koor berbeda.
Terutama
kebingungan seperti itu lebih terasa bagi umat yang berasal dari gereja
atau paroki lain. Mereka ini belum tentu tahu bahwa panduan misa yang
selama ini sama dengan yang dipakai di Gereja St. Petrus&Paulus
Babadan. Di gereja ini, sebagai gereja paroki, tentu saja jumlah umat
yang mengikuti misa jauh lebih banyak. Karena itu, panduan misa digandakan
sekaligus. Sebagian lalu dipakai di Cangkringan.
Persoalan
timbul karena monitor lagu di Gereja Babadan mati. Sebelum diperbaiki,
diputuskan mencantumkan nomor lagu pada panduan misa. Dan inilah
yang menimbulkan kebingungan umat di Cangkringan, sebagaimana dikisahkan
di atas.
Sekarang,
kebingungan itu tidak perlu terjadi lagi. Kini Gereja St. Fransiskus
Xaverius Xangkringan sudah memiliki panduan misa sendiri, dengan nomor lagu
yang memang hanya dinyanyikan di sana saat misa.***