Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Cerita Tentang Sebuah Lonceng

Oleh: Helena Lindi Oktavia Dewi 

INI sepenggal cerita yang telah menjadi bagian indah dari hidupku hingga saat ini. Sebuah cerita nyata yang ingin aku bagikan padamu. Ceritanya tentang lonceng yang berdiri di gerejaku Petrus dan Paulus Babadan.        Berdirinya lonceng ini membuat hidupku dan keluargaku menjadi berubah.
Kalian pasti bingung, mengapa sebuah lonceng mampu berdampak sebegitu dahsyatnya. Memang Tuhan bekerja dengan cara yang ajaib. 

Dengerin lonceng gereja, ayem rasane 
     Saat itu perayaan Paskah dan lonceng baru dibunyikan untuk pertama kali. Saat koor mulai menyanyikan lagu pembukaan merdu sekali suaranya,
sampai – sampai membuat mataku terpejam karena terlalu menikmati suaranya. Rasanya Tuhan benar –benar hadir. 
    Yang membuat semuanya menjadi teramat istimewa adalah tak disangka ayahku juga merasakan hal yang sama. Aku terkejut, karena ayahku yang belum dibabtis dan jarang ke gereja. Tetapi Beliau berkata,”Nok, aku merinding dengerin lonceng gereja, ayem rasane.” 
      Waktu itu aku hanya terdiam. Dalam hati aku bertanya: Apakah ini jawaban Tuhan atas doa yang aku panjatkan? Aku memang selalu berdoa untuk Ayah agar terketuk pintu hatinya untuk bersandar pada Tuhan Yesus. 
      Akan tetapi itu dulu. Semenjak ayah berkenalan dengan Tuhan Yesus lewat “lonceng,” ayah menjadi pribadi yang berbeda. Memang. tidak hanya lewat lonceng ayah berubah. Banyak faktor yang membuat beliau berubah. Sekarang ayah yang selalu mengingatkan kami ke gereja, mengingatkan kami berdoa sebelum makan, dan berdoa sebelum berangkat kerja atau sekolah. Sekarang kami ke gereja bersama, semuanya terasa komplit. 

Mengajariku cara survive 
      Mungkin kalian mengganggap peristiwa tersebut hal yang biasa. Tapi bagiku, ini adalah sebuah jawaban dan pembuktian kalau Tuhan mendengar doaku dan bekerja.
      Bersyukurlah karena kalian memiliki orang tua yang selalu ke gereja bersama, aktif dalam panitia gereja dan sebagainya. Kalian punya cara yang mudah untuk mengenal gereja. Sedangkan aku, aku harus berjuang sendiri, berjuang masuk ke lingkungan gereja yang asing, harus beradaptasi sendiri.
     Dari cerita sederhana itu aku ingin membagikan hal kecil pada kalian. Aku belajar untuk peka terhadap hal –hal kecil yang Tuhan tunjukkan pada kita. Sebenarnya banyak makna dan nilai dibalik suatu hal yang sepele. Tinggal kita mau memaknai itu atau tidak. Selama hidup masih berlangsung kita akan terus belajar. Untuk itu jangan cepat lelah, karena Tuhan akan terus memberikan pelajaran dari hal – hal yang sederhana ataupun yang hal – hal yang besar. Dari pengalamanku dari seseorang yang asing berubah menjadi orang yang mengenal gereja, Tuhan mengajariku caranya survive atau bertahan. 
     Aku tidak berniat untuk mengajari kalian tentang suatu hal yang dianggap benar. Aku hanya ingin bercerita dan membagikan apa yang Tuhan berikan padaku, kepada kalian yang aku sayangi. Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih lonceng, dan orang – orang yang sangat mengusahakan berdirinya lonceng di gerejaku Gereja Santo Petrus dan Paulus Babadan.***