Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Tongkat Gembala dan Burung Pelikan

Menjelang akhir Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Penguatan (Jumat, 10-10-2014) di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan, Mgr. Johannes Pujasumarta tidak segera memberi berkat kepada umat, melainkan menjelaskan makna ornamen tongkat gembala dalam posisinya sebagai Uskup Agung KAS.    
      Kepala tongkat gembala tersebut diawali dengan huruf C untuk Christus, dan bergambar burung Pelikan. Dijelaskan, sudah sejak lama burung Pelikan dijadikan ornamen untuk liturgi Gereja. 
    Ada kisah tentang keluarga burung Pelikan melatarbelakangi penggunaan ornamen tersebut. Konon, ketika musim kemarau tiba, kekeringan terjadi. Bencana kelaparan dialami semua makhluk, tidak terkecuali keluarga burung Pelikan.
     Tetapi induk Pelikan tidak diam saja menyaksikan anak-anaknya hampir mati kelaparan dan kehausan. Ada suara lirih namun jelas terdengar oleh induk Pelikan, “Kamu harus memberi mereka makan!” 
     Makanan apa yang harus diberikan untuk anak-anaknya?  Tidak lagi tersedia makanan dan minuman.  Induk Pelikan tidak kehilangan akal. Ia sorongkan temboloknya, seakan berkata kepada anak-anaknya, “Makanlah tubuhku, minumlah darahku!” 
     Pesan kisah itu: Induk Pelikan saja mendengar suara tersebut dan bertindak menurut suara itu, agar anak-anaknya selamat. Manusia, perempuan dan laki-laki, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah akan mampu bertindak secara betanggungjawab, ketika mendengar suara Tuhan, “Kamu harus memberi mereka makan!” (Mat 14:16). 
    Usai menceritakan kisah itu, Mgr. Johannes Pujasumarta menunjukkan kartu pos yang telah dibagikan kepada penerima Sakramen Penguatan. Salah satu sisi kartu pos itu memuat foto dirinya memegang tongkat gembala. Pada sisi lain memuat syair dan nada lagu sebagai berikut: 



     Mgr. Johannes Pujasumarta kemudian mengajak umat menyanyikan lagu tersebut, dengan terlebih dulu meminta bantuan koor melagukan nyanyian tersebut, sehingga umat dengan mudah dapat menyanyikan lagu itu bersama-sama.
      Kisah tentang burung Pelikan tersebut pernah diungkapkan Mgr. Johannes Pujasumarta dalam SURAT GEMBALA HARI PANGAN SEDUNIA 2011 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG yang dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 15-16 Oktober 2011. Barangkali, Mgr. Johannes Pujasumarta kembali menuturkan kisah tersebut untuk mengajak umat ikut menyambut Hari Pangan Sedunia, 16 Oktober 2014, bukan melalui surat gembala, melainkan secara lisan.***