Menyongsong tahun baru 2015, Mbah Kartopawiro berharap agar tetap sehat, sehingga masih bisa ikut misa, berjumpa dengan Allah.
Tiga ibu, Bu Benny Heimbach dan Bu Supriyanto (umat lingkungan St. Katarina Laboure), serta Bu Endang (umat lingkungan St. Robertus) berharap rasa damai dan aman lebih tercipta di tahun 2015.
Apa harapan para Putra Altar? Harapannya, semoga para anggota PA, terutama yang baru, semakin kompak, rajin, dan tepat waktu.
Simbah Kartopawiro boleh dikata mewakili generasi lansia. Ketiga ibu-ibu yang disebut di atas mewakili generasi orangtua. Sedang PA mewakili generasi muda.
Meski mewakili ketiga generasi, harapan yang mereka sampaikan di atas jelas tidak mewakili harapan seluruh umat Paroki Babadan. Harapan mereka adalah harapan subyektif, tidak mewakili siapa-siapa.
Tahun 2015 tinggal beberapa hari lagi. Setiap kali menghadapi pergantian tahun, selalu ada nyala harapan yang memercik. Maka, tidak ada salahnya mengetahui apa harapan mereka, termasuk harapan beberapa umat sebagai berikut ini.
Peduli dan Memiliki
Harapan Simbah Kartopawiro tidak hanya untuk dirinya. Dia juga berharap umat Babadan jumlahnya semakin banyak.
Bagi Bu Narkoyo, umat lingkungan St. Maria, ke depan jumlah umat semakin banyak bukan hanya berupa angka. Dia prihatin dengan masih cukup banyak umat yang lebih memilih mengikuti misa di gereja paroki lain. Dia berharap, tahun 2015 nanti umat semakin tumbuh kepedulian dan rasa memiliki gereja di paroki sendiri.
Kepedulian dan rasa memiliki yang tumbuh akan membuat umat tergerak untuk mengikuti misa di gereja paroki sendiri.
'Berwarna'
Kepedulian dan rasa memiliki gereja, menurut Bu Ngadilah, tim paramenta, bukan hanya ditunjukkan oleh kehadiran mengikuti misa. Kepedulian dan rasa memiliki gereja hendaknya juga tampak dari keterlibatan untuk melayani. Tahun depan, dia berharap umat yang mau terlibat melayani semakin banyak, sehingga gereja semakin ‘berwarna.’ Gereja akan semakin 'berwarna' apabila semakin banyak umat bersedia melayani, tidak hanya dilayani umat yang itu-itu saja.
Diakui, tidak mudah mencari umat yang terpanggil untuk melayani dalam kapasistas sebagai prodiakon. Begitu pula di kalangan kaum muda, sedikit sekali yang terpanggil menjadi imam. Itu sebabnya jumlah imam baru hanya sedikit.
Walau begitu, mengulangi harapan yang disampaikan kepada Uskup Agung Semarang Mgr. Yohannes Pujasumarta, saat audiensi bulan Oktober lalu, Pak Erwin menegaskan Paroki St. Petrus & Paulus Babadan perlu mendapat tambahan romo.
Mandiri dan Keluar
Upaya menggali potensi umat untuk sangat penting, sebab sudah waktunya paroki lebih mandiri sesuai predikat yang disandang sejak diresmikan tiga tahun lalu.
Harapannya ke depan, kemandirian Paroki semakin berkembang, baik dari segi dana dan SDM. Dari segi pendanaan, semoga kemandirian semakin meningkat berkat semakin banyaknya umat yang terdorong mempersembahkan sebagian dari rejeki yang diperoleh setiap bulan sebagai ungkapan syukur. Sedang kemandirian SDM, merujuk bidang PTO sebagai kasus, semoga kemandirian tercapai dengan meninggalkan kebiasaan lama, tidak lagi membiarkan rencana-rencana program tinggal sebagai rencana belaka. Tahun 2015 diharapkan semua rencana yang telah disusun bisa dieksekusi.
Namun, harapannya secara keseluruhan bagi umat dan paroki, kesediaan untuk melayani hendaknya tidak hanya ke dalam. Di tahun mendatang, keterlibatan umat dalam pelayanan ke luar juga penting ditingkatkan. Selama ini, pelayanan terhadap KLMTD sudah semakin baik. Namun pada tahun baru nanti, semoga perhatian umat dan paroki semakin meningkat terhadap KLMTD.
Segera Ditempati
Ada harapan lain dari ketiga ibu yang telah disebut di atas. Harapan itu adalah agar Panti Paroki dan Pelayanan Pastoral segera jadi dan bisa ditempati.
Anggota Putra Altar juga berharap serupa, namun dengan catatan. Catatannya, jika Panti Paroki dan Pelayanan Pastoral sudah selesai, semoga PA tidak terlupakan, boleh ikut merasakan penggunaan gedung baru.***