Begitu pula saat seseorang terbangun pagi hari, lalu menarik nafas sambil menyadari bahwa masih diberi kesempatan menjalani hidup pada hari baru yang dimulai pagi itu. Kehidupan yang dialami sewaktu bangun bagi adalah ujud kehadiran Allah dalam diri seseorang.
Maka, perjumpaan dengan Allah dalam keluarga akan semakin nyata apabila setelah bangun pagi setiap orang menyapa anggota keluarga lain di rumah dengan sapaan hangat.
Sapaan hangat merupakan ungkapan syukur atas hari baru yang dikaruniakan oleh-Nya. Rasa syukur menyatakan sukacita atas perjumpaan dengan Allah melalui hari baru. Allah hadir membawa sukacita. Pengalaman sukacita atas perjumpaan dengan Allah itulah yang dibagikan melalui sapaan hangat.
Sapaan Hangat
Menurut Rm. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ, yang disampaikan dalam homili pada Perayaan Ekaristi Natal II di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan, Rabu (24-12-2014), dia pernah mendapat pertanyaan sebagai berikut: Apakah mungkin berjumpa dengan Allah dalam keluarga yang telah retak?Jawabannya: Mungkin, asalkan setiap anggota keluarga itu mau saling menyapa. Dari saling menyapa, kemudian berdialog.
Sukacita berjumpa dengan Allah dalam keluarga juga akan menjadi nyata dalam lingkup yang lebih luas. Sapaan hangat terhadap tetangga menandai perjumpaan dengan Allah dalam keluarga yang lebih besar, bernama RT.
Di lingkup yang lebih besar, perjumpaan dengan Allah terjadi antar umat seiman yang disebut gereja, antara umat berbeda iman sebagai keluarga yang disebut masyarakat, antara warga dengan berbagai suku atau kelompok yang menyatu dalam keluarga yang disebut bangsa dan negara.
Perjumpaan dengan Allah selalu menjadi pengalaman yang nyata apabila setiap orang mau menyapa yang lain dengan hangat, berdialog.Dan itu berlaku tidak hanya dalam lingkup kecil keluarga yang diikat perkawinan, tetapi juga dalam lingkup keluarga yang lebih besar dan luas.
Meriah
Perayaan Natal Rabu Malam (24-12-2014) berlangsung meriah. Perayaan Natal I (bhs. Jawa) diperkirakan dihadiri sekitar 1.500 umat. Sedang Perayaan Natal II (bhs. Indonesia) diperkirakan dihadiri sekitar 1.200 umat.Banyaknya umat yang menghadiri Perayaan Natal kali ini sungguh membesarkan hati. Terutama untuk Perayaan Natal II, yang tahun lalu hanya dihadiri oleh sekitar 500 umat.
Cuaca yang cerah tanpa hujan diduga menjadi salah satu penyebab. Selain itu kehadiran Universitas Respati yang berlokasi di pinggir jalan raya Tajem, sekitar dua kilometer di selatan gereja, menjadi faktor lain. Banyak mahasiswa asal NTT dan Papua yang kuliah di perguruan tinggi tersebut. Bagi mahasiswa yang tidak pulang kampung, merayakan Natal di Gereja Babadan adalah pilihan terdekat.
Ibadat Penutup Natal
Sebagaimana rangkaian Perayaan Paskah 2014 lalu, Perayaan Natal 2014 di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan kali ini juga diakhiri dengan Ibadat Penutup. Ibadat Penutup Natal dimulai pkl. 18.00, dipimpin prodiakon.Tidak banyak umat yang menghadiri ibadat tersebut. Entah karena masih merasa asing, atau sebab lain semisal mudik untuk berkumpul bersama keluarga besar merayakan Natal. Berdasarkan catatan, hanya 17 umat yang hadir saat itu.***