Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

SON OF GOD di Sekolah Iman:
Menonton Penulis Injil Berkisah



Bagaikan menonton Yohanes – penulis Injil – berkisah, itulah yang terkesan saat menyaksikan film SON of GOD di Ruang Serbaguna Panti Paroki Gereja St. Petrus & Paulus Babadan, Rabu (22-04-2015).
     Kesan itu menguat, karena di awal dan di akhir film tentang kehidupan Yesus ini, Yohanes – salah satu murid Yesus dan penulis injil Yohanes – memang ditampilkan sebagai pencerita. Maka, dengan peran Yohanes sebagai pencerita, yang notabene adalah salah satu pelaku dalam kisah film ini, penonton seolah disuguhkan gambaran nyata dari yang dituliskan dalam Injil Yohanes.

     Film cukup panjang, sekitar dua jam lebih, namun terasa singkat karena menceritakan seluruh kehidupan Yesus, mulai dari kelahiran, penyaliban,  hingga kebangkitan-Nya. Meski demikian, alur cerita tidak menampilkan secara rinci seluruh bagian demi bagian seperti yang dituliskan dalam Injil Yohanes.

Menjaga Kedudukan
Tontonan yang disuguhkan dididominasi adalah intrik politik yang terjadi antara Pontius Pilatus dan Kayafas. Keduanya ingin menyelamatkan kedudukan masing-masing, ketika ketenaran Yesus semakin meluas.  Saat itu, Pilatus menjadi Gubernur Romawi di Israel, dan Kayafas adalah imam besar bangsa Yahudi.
     Pilatus tidak ingin demonstrasi dan perlawanan rakyat terhadap kaisar Romawi meletus menjadi pemberontakan. Jika pemberontakan terjadi, itu akan menyebabkan kegagalannya sebagai seorang gubernur.
     Sikap Pilatus itu muncul setelah berdasarkan laporan para pejabatnya, ke mana pun Yesus pergi, di mana pun Ia berada, semakin banyak orang yang mengelu-elukannya sebagai Mesias, terlebih oleh mukjizat yang dibuat-Nya. Berkumpulnya orang banyak baik untuk mendengarkan ajaran Yesus maupun untuk memperoleh kesembuhan lewat mukjizat-Nya, dianggap para bawahan Pilatus mudah disulut menjadi pemberontakan.
     Sedangkan Kayafas merasa terancam akan hadirnya Yesus yang dielu-elukan oleh masyarakat dan dipanggil dengan "Raja." Ajaran Yesus dan mukjizat yang diperbuat-Nya menyebabkan orang berpaling kepada Yesus. Para Imam bangsa Yahudi kehilangan pengaruh, bahkan dalam beberapa kesempatan dipermalukan oleh Yesus. Maka Kayafas ingin membunuh Yesus. Tidak dengan tangannya,  melainkan meminjam tangan Pontius. Yesus ditangkap dan dituduh bersalah melakukan penghujatan, dan meminta agar Pilatus menghukum mati Yesus dengan menyalibkan-Nya.
     Pilatus tidak terjebak mentah-mentah dalam siasat Kayafas. Apalagi kesalahan yang dituduhkan kepada Yesus sesungguhnya hanya terkait dengan keyakinan Yahudi, sama sekali tidak terkait dengan hukum kekaisaran Roma. Namun, Pilatus tidak ingin berseberangan dengan Kayafas. Pilatus juga tidak ingin menjadi pihak yang memutuskan langsung.  Sebagai seorang gubernur, ia berhak membebaskan seorang tahanan pada saat hari raya Paskah. Maka Pilatus menyodorkan pilihan:  Yesus atau Barnabas – seorang penjahat –  untuk dipilih oleh rakyat, siapa yang akan dibebaskan.
     Kebanyakan rakyat memilih Barnabas, terlebih karena Yesus sendiri selalu menyatakan bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini dan Ia sendiri tidak akan menggunakan kekerasan. Pernyataan Yesus ini mengecewakan banyak orang yang menghendaki Ia menjadi raja yang memimpin perlawanan terhadap kekuasaan penjajah Roma.
     Yesus disalibkan, wafat, dimakamkan, dan bangkit.
      Sebagaimana pada awalYohanes tampil  memulai penuturannya tentang kisah Yesus,  pada akhir film ia kembali tampil menuturkan nasib sesudah kebangkitan Yesus, kenaikan-Nya ke surga, dan nasib para murid.

Paling lama
     Sekolah Iman Rabu itu berlangsung paling lama. Dimulai pkl. 19.00, baru berakhir pkl. 21.10. Tayangan film berlangsung dua jam. Selebihnya dilanjutnya dengan diskusi.
     Diskusi sendiri berlangsung satu jam lebih. Muncul beberapa pertanyaan menggelitik seperti: Apakah penghianatan Yudas merupakan bagian dari rencana-Nya agar karya penyelamatan Yesus hingga mati di kayu salib tetap terlaksana?Atau: Dikontekskan ke masa kini, apakah barangkali diperlukan lebih banyak mukjizat agar manusia mau bertobat?
     Namun bukan hanya karena pertanyaan-pertanyaan itu yang menyebabkan peserta enggan pulang. Hujan turun cukup deras, bahkan aliran listrik sempat mati.(prp)***