Daun Kelor, salah satu TOGA, favorit Mgr. Johanes Pujasumarta |
Kebijakan itulah yang ditempuh Kevikepan DIY,
sebagaimana disampaikan oleh Vikep DIY Rm. B Saryanto, saat Kolasi Sekevikepan DIY di Aula Paroki St. Thereisa, Sedayu, Rabu (01-06-2015).
Sesuai tujuan tersebut, diharapan peserta kolasi yang terdiri dari para romo dan anggota Dewan Paroki, Tim Fakultas Farmasi Univ. Sanata Dharma, Yohanes Dwiatmoko MSi dan Prof CJ Soegihardjo, untuk mempresentasikan berbagai jenis tanaman obat di Indonesia, manfaatnya, cara penggunaan, cara penanaman serta perawatan.
Diharapkan setiap paroki mendorong setiap umat untuk merintis TOGA dirumah masing-masing. Cara ini dianggap merupakan salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kepedulian umat terhadap upaya Pelestarian Keutuhan Ciptaan. TOGA bermanfaat untuk kesehatan, bisa mempercantik pekarangan rumah, dan bisa bernilai ekonomis.
Untuk mendukung tujuan tersebut, pada akhir Tim Fakultas Farmasi Santa Dharma menyerahkan bahan tertulis tentang TOGA kepada Vikep Rm. B Saryanto. Materi tertulis tersebut akan digandakan, dan kemudian dibagikan kepada setiap paroki di Kevikepan DIY.(prp)***