Dalam pandangannya, keyakinan tak bisa dipaksakan, tidak saling menjajah keyakinan. Baginya, dakwah bukan perkara bagaimana orang/umat mengikuti dia, tapi bagaimana orang berlomba-lomba berbuat baik. Ibadah adalah “akhir” perbuatan baik. Jika ada keributan terkait perbedaan keyakinan menurutnya lebih disebabkan karena orang merasa baik sendiri, padahal sesungguhnya tidak ada yang paling baik. Yang terbaik adalah Allah semata.
Kyai memberi contoh, anak-anak meski nakal dan tak bisa diam, jangan pernah dilarang ribut atau disuruh diam ketika berada di dalam tempat ibadat. Hal ini menyebabkan anak tak suka beribadah.
Sambil bercerita ringan dan diselingi canda penuh persaudaraan, Kyai Masrur bersama tamunya menyeselesaikan makan bersama. Lepas maghrib rombongan dari Paroki Babadan pamit karena saatnya penghuni ponpes akan menunaikan shalat maghrib.(met)***