Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Irihati Timbul Karena Kekecewaan dan Kesedihan

Irihati timbul karena kesedihan dan kekecewaan atas apa yang dicapai, sementara orang lain mampu mencapai sesuatu yang lebih. Demikian disampaikan. Rm. Robertus Triwidodo Pr dalam Sekolah Iman di Aula Paroki St. Petrus & Paulus Babadan, Kamis (22-06-2917). Irihati dibahas sebagai bagian topik bahasan Perintah ke-10: Jangan menginginkan milik sesamamu dengan tidak adil.
      Lebih lanjut dikemukakan, irihati muncul manakala melihat milik orang lain lebih menarik. Jika di titik ini irihati menumbuhkan hasrat atau keinginan atau nafsu yang tak terbendung untuk memiliki kepunyaan orang lain, yang terjadi kemudian adalah keserakahan, ketamakan, pencurian, perampokan, atau penyalah-gunaan kekuasaan yang menyebabkan ketidak-adilan.
      Mengutip St. Basilius Agung, dikemukakan bahwa seperti karat menggerogoti besi, irihati akan menggerogoti jiwa seseorang.
      Dalam konteks Perintah ke-10, Allah mengajarkan seorang kristiani harus mencegah dirinya agar tidak memiliki keinginan yang tidak wajar atas harta atau milik orang lain, tidak berpikiran atau berbuat tidak adil terhadap kepunyaan orang lain.
      Memang, membedakan antara yang wajar dan tidak wajar tidak mudah, karena manusia sering terpengaruhi rasa kehormatannya, gengsi, dan sebagainya.
      Supaya tidak irihati, maka umat kristiani perlu mengembangkan sikap batin selalu menghormati milik orang lain. Selalu bergembira atas kemajuan dan jasa-jasa orang lain. Percaya kepada pemeliharaan Allah yang Mahabaik untuk diri sendiri. Menetapkan arah hidup kepada kekayaan sejati yaitu kenyataan bahwa sebagai umat beriman seorang kristiani sesungguhnya sudah ambil bagian dalam Kerajaan Allah yang Mahakaya melalui Roh Kudus.
     Oleh sebab itulah Yesus menuntut umat beriman seperti yang diteladankan-Nya yaitu menjadi dihadapan Allah, supaya menjadi kaya karena kemiskinan-Nya. (2Kor 8:9).(prp)***