Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Mengenal Paguyuban Purnakarya:
Lansia....Ya! Sehat ....Oke!
Lansia Sehat....Yes! Yes! Yes!


Lansia....Ya! Sehat....Oke! Lansia Sehat ....Yes! Yes! Yes! Itulah yel-yel yang diserukan pada lansia yang mengikuti Outbond Rohani di Novisiat OMI Yosef Gerard Blotan, Sabtu 13 Sept. 2014. Seruan mereka tak kalah nyaring dengan suara orang yang jauh lebih muda, katakanlah cucu mereka yang duduk di bangku SMA. Mereka juga penuh semangat mengepalkan tinju sambil menghentakkan lengan ke bawah ketika menyerukan Yes tiga kali. 


     Memang, sebanyak 64 peserta – paling muda 58 tahun dan paling tua 85 tahun – tampak bersemangat mengikuti setiap acara yang dimulai pkl. 08.30 - 13.00. Mereka adalah . anggota Paguyuban Purnakarya Paroki St. Petrus & Paulus Babadan. 
   Sikap penuh semangat itu mereka tunjukan saat tim motivator menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui sebagai lansia, mereka tidak hanya diam mendengarkan, namun juga aktif bertanya. Begitu pula ketika motivator mengajak semua peserta terlibat dalam permaian untuk mencarikan suasana (ice breaking), yaitu membentuk barisan dengan pesert berusia paling tinggi di depan, memindahkan karet dengan bantuan sedotan air minum, merangkai kalimat, dan memindahkan air dengan wadah yang bocor. Semua tampak bersemangat dan bergembira. 
     Menurut B Murhadi, Ketua Paguyuban Purnakarya Paroki St. Petrus & Paulus Babadan, acara semacam itu merupakan agenda paguyuban. Setiap acara dirancang dengan sasaran untuk membangun keutamaan berdasarkan topik-topik tematis. Untuk Outbond kali ini, yang menjadi tema adalah keutamaan yang diperlihatkan anak kecil sebagaimana disebutkan oleh Yesus Kristus dalam Injil. Tujuannya adalah untuk membangun kerukunan, kegembiraan, dan ketulusan di dalam diri peserta. Dengan tema-tema semacam itu, setiap peserta diharapkan bisa menjalani masa tua yang berbahagia. 
    Paguyuban Purnakarya Paroki St. Petrus & Paulus Babadan diresmikan 15 Januari 2012 oleh Rm. Robertus Triwidodo, Pr. Paguyuban ini beranggotakan umat paroki yang sudah pension, bari dari instansi pemerintah maupun swasta, termasuk umat yang sudah memasuki masa usia lanjut. 
    Pembentukan paguyuban ini dilandasi kesadaran bahwa pada usia lanjut, tidak sedikit orang mengalami sindrom-sindrom yang bisa menimbulkan persoalan. Dengan menjadi anggota paguyuban, potensi timbulnya persoalan itu diharapkan bisa diminimalkan, karena melalui paguyuban para lansia dimungkinkan memperoleh: interaksi sosial sebagai perwujudan keakraban mistik dengan Tuhan, dengan mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri; tukar informasi (masalah politik/ekonomi, sosial, dan keseharian); rekreasi/anjangsana. Sekaligus diharapkan melalui paguyuban, dengan keterbatasan daya karena pertambahan usia, charisma-kharisma/potensi yang dimiliki setiap lansia dapat dioptimalkan dalam posisi masing-masing sebagai murid Kristus. 
    Sampai saat ini, meski jumlah umat yang tergolong lansia jauh lebih banyak, hanya sekitar 100 umat lansia yang tercatat menjadi anggota paguyuban. Dalam setiap pertemuan, sekitar 60 persen  anggota hadir. 
    Pertemuan pleno diselenggarakan sekali dua bulan, yaitu pada bulan ganjil,  dan biasanya diisi dengan acara-acara yang bermanfaat bagi anggota. Program-program yang dijalankan antara lain ceramah kesehatan, rekoleksi, ziarah, sarasehan, kunjungan ke panti wreda, misa khusus lansia, dan lain-lain. Untuk ceramah dan sarasehan, topik dipilih sesuai kebutuhan para lansia, sedang pembicara diundang dari luar paroki. Peserta juga mengikuti sarasehan di luar paroki, seperti di Domus Pacis, Puren. 
    Menurut B Murhadi, pelayanan maupun program paguyuban terus diupayakan untuk ditingkatkan, antara lain dengan menjalin relasi dengan berbagai pihak dan lembaga (baik lembaga pemerintah maupun swasta) yang menunjukkan kepedulian terhadap lansia. ***