Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Peluncuran Film Pertualangan Adiluhung

Fillm tentang persahabatan anak-anak berjudul Petualangan Adiluhung, pkl. 18.00 Senin, 30 September 2013, diluncurkan.di Gereja Babadan.  Peluncuran ditandai dengan pemutaran film berdurasi  20 menit itu, dilanjutkan dengan penyerahan satu cakram DVD rekaman film kepada Rm. R Triwidodo selaku pastur paroki.
Meski film tersebut  dibuat  untuk mengikuti lomba film anak-anak yang diselenggarakan Museum Misi Muntilan Keuskupan Agung Semarang,  
namun tujuan pembuatan film bukan untuk meraih kemenangan, melainkan untuk mengembangkan kreativitas umat, terutama OMK dan anak-anak.  Karena itu,  menurut FL Totok Sugiharto, Ketua Produksi film tersebut,  pembuatan film di Paroki St.  Petrus & Paulus Babadan akan dilanjutkan.

Nama dan alamat palsu
         Pembuatan film itu  sendiri menghabiskan waktu sekitar sebulan.  Menurut  keterangan FL Totok Sugiharto, biaya produksi Rp 6,7 juta. Jumlah pemain sekitar 30 anak-anak, ditambah sekitar 10 orang dewasa.  Hampir semua (99 % istilah Pak Totok)  yang terlibat dalam pembuatan film ini, mulai dari pemain, sutradara,  cameraman,  editor, penulis skenario, dan seterusnya  hingga petugas konsumsi, adalah umat Paroki Babadan.    
Penulisan cerita hingga skenario berlangsung selama satu  bulan. Mengingat belum semua anak-yang dilibatkan dalam pembuatan film ini berpengalaman bermain film atau main drama, sebelum produksi dilakukan lebih dulu diselenggarakan  workshop bagian demi bagian selama 3 jam, hari Minggu usai misa.  Dengan demikian anak-anak bisa memahami peran yang akan dimainkan dalam adegan tertentu. Setelah itu,  latihan  dilaksanakan 2 kali selama 1 jam, setiap hari Minggu.
Lebih lanjut FL Totok Sugiharto menjelaskan, saat syuting, bagi yang sudah pernah main film atau drama,  hanya perlu 2 – 3 kali pengambilan gambar.  Sedangkan bagi yang belum, bisa sampai 5 kali.  Belum lagi gangguan bunyi  tak-tik tok bakul bakso yang lewat, suara mobil, atau suara gonggongan anjing  yang terekam, sehingga pengambilan gambar harus diulang. Syuting dilakukan lima  kali, dengan lokasi Candi Indah, Cangkringan, dan Pokoh. 
Setelah syuting di lapangan, film segera memasuki proses editing yang dilakukan  di   Gereja Babadan. Para penyunting film, yang tidak lain adalah OMK Babadan, bekerja keras menyunting film tersebut, bahkan hingga dini hari demi mengejar tenggat waktu.
              Tidak banyak kesulitan berarti dihadapi selama proses produksi.  Orangtua secara umum mendukung.  Namun, menurut Pak Totok, ada yang aneh terjadi.  Ada seorang  anak mengikuti audisi. Saat audisi dia menunjukkan bakat yang   menjanjikan, karena itu dipilih jadi pemain.  Ketika diundang untuk latihan berdasarkan nama dan alamat yang ditulis sewaktu audisi,  nama dan  alamat yang ditulis tidak ditemukan.  Ada satu dua anak yang mengenal anak itu secara fisik, namun tidak  tahu nama dan alamatnya.   

Dialognya banyak
Joannes Wahyu Kurniawan, Kls.  I SMP K Pakem, dari Lingkungan St. Carolus, salah seorang pemain film tersebut, mengatakan senang bisa main di film ini. “Banyak teman dan lokasi syuting berbeda-beda, ” katanya.  Kesulitan yang dia alami adalah menghapalkan dialog. “Dialognya banyak,” katanya. sudah pernah main film sebelumnya. Film berjudul Liburan di rumah Nenek, dibuat di Puskat tahun 2010.
Barangkali, apa yang dikemukakan Jo di atas, demikian panggilannya, mewakali perasaan teman-temannya, senang bisa terlibat dalam pembuatan film tersebut. Kesan itu terasa sangat menonjol sewaktu mereka menonton film yang dibintangi sendiri. Setiap ada sosok yang dikenal, tidak soal anak-anak atau dewasa, langsung disambut riuh.  Bersama sekitar 60 penonton lain - hampir separuh penonton adalah pemain film itu sendiri, mereka meminta pemutaran ulang.  Jadilah film itu diputar sekali lagi, namun yang dipertontonkan adalah versi festival, berdurasi 15 menit. Sama seperti yang sudah dikirimkan ke Panitia di Museum Misi Muntilan, yang akan mengumumkan pemenang 25 Oktober 2013.
Rekaman film itu kini sudah tersedia dalam keping CD/DVD, dijual Rp 20.000,- per keping. Menurut FL Totok Sugihartu, hasil penjualan akan disumbangkan  untuk membiayai pengobatan ibu dari  salah satu kru film tersebut.***