Sementara itu, Pastur Paroki Babadan Rm. Robertus Triwidodo Pr dalam sambutannya mengatakan bahwa pertemuan seperti yang diselengarakan ini merupakan salah satu upaya Gereja untuk memfasilitasi dialog bersama para pamong masyarakat tentang realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya sehari-hari.
Dialog tersebut diharapkan berdampak positif terhadap meningkatnya peran umat Katolik di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan umat Paroki yang menjadi pamong masyarakat sebagai salah satu ujung tombak. Melalui bidang yang ditekuni masing-masing, umat Paroki yang menjadi pamong masyarakat diharapkan semakin mampu memberi kontribusi melalui tindakan kongkrit demi perubahan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kobarkan Gotong Royong
Sementara itu, salah satu peserta menyatakan semangat gotong royong yang selama ini semakin dilupakan, penting kobarkan lagi di tengah masyarakat. Semangat gotong royong bisa menjadi perekat, wadah kebersamaan bagi seluruh anggota masyarakat. Maka, umat Katolik yang menjadi pamong masyarakat yang hendaknya berperan mengobarkan lagi semangat tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 63 umat Paroki Babadan menjadi pamong masyarakat di lingkungan masing-masing dalam berbagai posisi, di antaranya satu orang menjadi kepala dukuh, satu orang menjadi kepala dusun, lima orang menjadi RW, 14 orang menjadi RT, sedang lainnya menduduki berbagai posisi seperti bendahara, sekretaris, dan lain-lain.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas materi Rekoleksi Kebangsaan di PSM Muntilan 22 - 23 Agustus 2015. (prp)***