Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Terlambat Bangun


Kapan Allah mulai hadir saat Perayaan Ekaristi?
      Perayaan Ekaristi diawali dengan Doa Persembahan Harian yang dilanjutkan Ritus Pembuka. Ini mengawali kehadiran Allah di tengah umat beriman yang berkumpul dan dipersatukan dalam doa untuk mempersiapkan diri agar layak mendengarkan Sabda Allah dan merayakan Ekaristi. (Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka - Mat. 18:20).
     Barangkali belum semua menghayati bahwa Allah sudah hadir sejak saat Perayaan Ekaristi dimulai. Mungkin, karena itu di salah satu gereja Keuskupan Agung Semarang, pintu masuk telah ditutup begitu Misa dimulai. Karena itu, umat yang terlambat datang jelas tidak bisa lagi mengikuti Misa di sana saat itu. Jika tetap ingin mengikuti Misa hari itu, harus ke gereja lain terdekat yang menyelenggarakan Misa pada waktu yang berbeda.
     Di Gereja St. Petrus & Paulus Babadan, menutup pintu persis saat Misa dimulai tidak pernah dilakukan. Jadi, umat  yang terlambat datang masih bisa mengikuti Misa.
     Namun, soal keterlambatan ini mendapat perhatian khusus tahun ini. Sebab. salah satu topik renungan Bulan Katakesi Liturgi adalah soal keterlambatan  (Mendalami Liturgi sebagai Pangkal Tolak Pembaruan Gereja, Komisi Liturgi Kesukupan Agung Semarang, 2013). 
      Namun bukan karena menjadi salah satu topik BKL maka survei tentang keterlambatan dilakukan di Babadan. Sebelum buku itu terbit, memang telah disepakati bahwa keterlambatan akan menjadi topik survei.  untuk mengetahui berapa banyak umat yang pernah terlambat datang ke misa dan apa alasan keterlambatan itu.        Survei dilaksanakan hari Sabtu (27/4-13, dari 399 lembar survei kembali 253 lbr.) dan Minggu (28/4-13, dari 426 lembar survei kembali 366 lbr.), untuk mengetahui berapa banyak umat yang pernah terlambat datang ke misa dan apa alasan keterlambatan itu. Hasilnya sebagai berikut:




     
 Mengapa?  Terlambat bangun ternyata alasan paling banyak dipilih.  Kedua tanpa alasan.  Ketiga cuaca (hujan). 


       Hasil survei di atas sudah tentu tidak mewakili seluruh umat Gereja Babadan. Namun ada hal menarik. Seorang responden menulis pada lembar survei bahwa sebenarnya yang bersangkutan sudah bangun dini hari. Namun banyak pekerjaaan rumah yang harus diselesaikan, jadi tetap terlambat. Mungkin karena punya anak yang masih kecil. Dituliskan pula, semacam janji, barangkali sebaiknya kerja lebih gesit agar tidak terlambat lagi. 
     Memang banyak kendala yang menyebabkan terlambat, dan seringkali kendala itu tidak terduga datangnya. Namun,  kalau sudah ketahuan sebabnya, barangkali itulah langkah awal menuju solusi, sehingga keterlambatan semakin berkurang.***