Selamat Datang! Terima kasih telah berkunjung. Berkah Dalem.

Meneladani Semangat Santo Pelindung

Meneladani semangat St. Petrus dan St. Paulus dalam mewartakan Injil serta melaksanakan tugas pelayanan terhadap umat maupun sesama, merupakan keniscayaan bagi umat Paroki St. Petrus dan Paulus Babadan, terutama bagi mereka yang duduk dalam kepengurusan  Dewan Paroki. Demikian dikemukakan Rm Hari Kustono, Pr, Ketua Komisi  Kitab Suci KAS dalam sarasehan yang diselenggarakan Selasa, 5 November 2013, di Novisiat Beato Joseph Gerard  OMI Blotan, Wedomartani.


   Tentu ada alasan memilih kedua Rasul besar itu menjadi santo pelindung. Namun menjadikan nama besar keduanya hanya sekedar nama pelindung tidaklah cukup. Perlu mengenali lebih jauh tentang keduanya, agar kemudian sungguh dapat menghayati apa yang kiranya patut diteladani dan dapat diterapkan dalam konteks keberadaan Paroki St. Petrus & Paulus Babadan dalam pelayanannya terhadap umat  maupun sesama.     
       Memang tidak mudah meneladani kedua rasul besar tersebut.  Situasi yang dihadapi oleh kedua rasul berbeda dengan keadaan sekarang.  Baik Rasul Petrus maupun Rasul Paulus juga menghadapi berbagai tantangan berat saat membangun gereja perdana:  penolakan karena di tengah masyarakat Israel sudah lebih dulu agama Yahudi, demikian pula di tengah masyarakat bukan Yahudi, hal mana bahkan menyebabkan pengikut Kristus dianggap kafir.  Selain itu, para rasul juga harus berhadapan dengan kekuasaan, kekerasan, dan sebagainya.  
     Semua itu tidak mengendorkan semangat St. Petrus dan  St. Paulus.  Keteguhan iman, sikap sukacita dalam mewartakan injil, cara keduanya membangun dasar gereja, mempersatukan dan melayani umat,  merupakan hal yang bisa dijadikan teladan sehingga bisa diterapkan dalam konteks kehidupan sekarang.
       Untuk bisa menangkap keteladan kedua rasul tersebut, sudah tentu perlu memahami dan merenungkan latar belakang dan panggilan Yesus kepada keduanya untuk menjadi muridnya, bagaimana perkembangan iman keduanya, serta apa dan bagaimana tugas perutusan masing-masing dilaksanakan setelah Yesus naik ke surga.  Untuk mengenali Rasul Petrus, bisa dilihat  antara sebelum dan sesudah Pentakosta (Turunnya Roh Kudus).  Sedang untuk mengenali  Rasul Paulus, bisa dilihat antara sebelum dan sesudah pertobatannya di Damsyik.     
      Sarasehan bertajuk Semangat St. Petrus dan Paulus itu dihadiri 46 pengurus Dewan Paroki.  Sarasehan dibuka oleh V Jaya Supeno, selaku Wakil Ketua Dewan Paroki, dilanjutkan dengan sambutan dari Rm. Triwidodo, Pr selaku pastur Paroki.   Adapun Rm. A Hari Kustono Pr, yang  menjadi pembicara tunggal,   menyampaikan paparannya sekitar 90 menit. Setelah rehat sekitar 15 menit, dilanjutkan tanya jawab.  Sarasehan diakhir dengan makan siang bersama.***